Media Bawean, 19 Desember 2010
Sanusi (50 Th.) bersama keluarganya sebanyak 6 orang, termasuk korban putusnya transportasi laut Gresik - Bawean.
Mereka pulang bertujuan berlibur dan bersilaturrahim bersama keluarganya di desa Pudakit Timur Sangkapura sejak 20 hari lalu. 7 tiket pesawat air asia yang seharusnya digunakan tanggal 14 Desember 2010, menjadi hangus setelah tidak akan kapal sehubungan gelombang laut tinggi.
Ditemui Media Bawean, Sanusi mengatakan, "Setelah tiket hangus, menambah satu minggu berkunjung di Bawean sebab sebelumnya tidak pulang selama 23 tahun. Tetapi sekarang kok justru tambah bingung dengan tidak adanya kapal kembali,"katanya.
Kenapa bingung? "Visa berkunjung 5 anak habis tanggal 22 Desember 2010, bila tidak seceparnya berlayar resikonya bisan dikenakan denda,"jawabnya.
Selain visa, menurut Sanusi yang paling membingungkan semakin dekatnya waktu masuk sekolah yaitu tanggal 1 Januari 2010. "Bila tidak masuk sekolah, pendidikan anak terancam mengulang kembali sebab peraturan di Malaysia sangat ketat dan disiplin,"terangnya.
Kerugian yang dialami Sanusi dengan hangusnya 7 tiket pesawat sebesar Rp. 5juta. Harus rela mengeluarkan uang kembali untuk membeli tiket baru sebanyak 7 orang dengan biaya Rp.7,7juta.
Ditanyakan profesinya di Malaysia, Sanusi mengaku kerja bangunan yang berdomisili di Taman Desa Harmoni Johor Bahru Malaysia. (bst)
Posting Komentar