Media Bawean, 5 Januari 2011
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, memaparkan pelaksanaan program 100 hari di awal bulan tahun 2011, di Kantor Pemkab Gresik, Rabu (5/01/2011).
"Pelaksanaan program 100 hari Kabupaten Gresik selama saya pimpin rata-rata tepat sasaran kendati ada beberapa program yang perlu dibenahi sampai sekarang," ujarnya kepada wartawan,
Menurutnya, selama 100 hari lebih dirinya memimpin Gresik, sudah banyak keberhasilan (pembangunan) yang dicapai. Diantaranya, soal peningkatan pelayanan listrik warga Bawean dari semula menyala 17 jam menjadi 24 jam. Berikutnya, peningkatan pelayanan penyeberangan kapal Gresik-Bawean melalui penurunan harga tiket, dan pembenahan kawasan kota.
Bagaimana respon tokoh Bawean, terkait program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Gresik? Berikut hasil liputan Media Bawean.
A. Muhajir sebagai Anggota DPRD Kabupaten Gresik dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) merespon dua hal terkait soal kapal, menurutnya, "penurunan tiket sebesar Rp.10.000, secara makro tidak berpengaruh apa-apa pada pengguna jasa kapal pada umumnya, karena pengurangan tersebut diiringi pula dengan penghapusan tarif untuk anak-anak dan pelajar. Jadi pengurangan itu ditutupi oleh pendapatan dari sektor anak-anak dan pelajar. Bahkan bisa jadi beban yang harus ditanggung oleh konsumen malah meningkat karena perlakuan yang sama terhadap semua pengguna jasa,"katanya.
"Saya sudah mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat yang membawa anak kecil dan para orang tua yang menghantar anaknya ke sekolah dan pesantren di Pulau Jawa,"ucapnya.
"Soal tersedianya kapal bantuan, ketika cuaca kurang baik. Hal tersebut merupakan hasil kesepakatan saya bersama saudara-saudara kita di PBG dengan pihak PT. Dharma Luatan Utama (DLU), setelah audensi saat itu. Sekarang mekanisme penggantiannya otomatis, jika cuaca berubah memburuk dan tidak bisa dilayari oleh kapal reguler yang sudah ada,"tuturnya.
Terkait soal PLN nyala 24 jam, Muhajir menyatakan adalah buah dari desakan tokoh, pemuda, mahasiswa dan bersama dirinya ke Kantor PLN Distribusi Jawa Timur dan Kantor APJ PLN Gresik pada awal tahun 2010.
"Disaat yang bersamaan itu pula, saya menghadap Bapak Zulfan (Ketua DPRD Gresk) untuk meminta hal tersebut dibahas dalam rapat DPRD Kabupaten Gresik, langsung menyetujuinya dan beliau sendiri memimpin rapat yang dihadiri oleh PLN Distribusi Jawa Timur, APJ PLN Gresik, juga tokoh masyarakat dari Bawean, dan perwakilan kepala desa dari Bawean,"ungkapnya.
Hasil rapat menurut Muhajir, antara lain akan segera ada penambahan daya dan menyala 24 jam. Secara bertahap akan dipersiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sehingga sampai tahun 2012 seluruh masyarakat Pulau Bawean sudah akan menikmati tenaga listrik milik PLN.
"Jadi fakta kelistrikan di Bawean yang terjadi saat ini adalah realitas dari pembahasan dan perjuangan sebelumnya, bukan hasil dari bim salabim abra kadabra. Pasti ! Ingat PLN bukan instansi daerah, tetapi BUMN milik negara, jadi dia tidak bisa di pressure oleh Pemerintah Daerah,"terang Muhajir.
Saifuddin Rauf sebagai Direktur Eksekutif Forum Suara Masyarakat Bawean (FOSMAB) yang juga menjabat sebagai Humas Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintah NKRI (DPK LP3 NKRI) menyatakan dengan tegasnya, "Memang betul tiket diturunkan, tapi fasilitas penumpang dikurangi, artinya sama dengan nol. Betul listrik hidup 24 jam, tapi bukan usaha Bupati, itu hanya kebetulan saja,"paparnya.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gresik, Hepni merespon tidak ada pengaruh apa-apa penurunan harga tiket kapal Gresik - Bawean. "Justru memberatkan karena tiket pelajar, anak-anak dan snack ditiadakan,"pungkasnya. (bst)
Posting Komentar