Media Bawean, 13 Januari 2011
Dahsyatnya angin di Perairan Pulau Bawean, terbukti banyaknya kapal-kapal besar dan perahu berasal dari berbagai daerah yang berlindung. Diantaranya KM. Rania (jenis Roro) dengan panjang 96,45 meter, GT 3.933, draft 3,6, dari Makasar jurusan Jakarta, sejak kemarin malam (11/1/2011) berlindung di perairan dermaga Pulau Bawean. Lainnya, pantuan Media Bawean (12/1), terlihat ada tiga kapal peti kemas sedang berlindung sehubungan tingginya gelombang yang harus dilaluinya.
M. Nur Ichsan (Petugas Syahbandar Bawean) mengatakan kapal-kapal besar berlindung sehubungan tingginya gelombang sampai 6 meter. "Mereka memilih berlindung, daripada melanjutkan perjalanan penuh resiko besar ditengah laut,"katanya.
Sampai kapan berlindung di Perairan Bawean? "Informasi pihak kapal berlindung sampai tiga hari kedepan, ataupun menunggu sampai gelombang kembali tenang,"jawabnya.
Selain di dermaga Pulau Bawean, sebagai tempat berlindung kapal-kapal besar dan perahu korsen adalah perairan Kepuhteluk Tambak.
Walhasil, ternyata berlindungnya kapal-kapal besar dan perahu korsen ternyata membawa berkah bagi pedagang setempat. ABK dengan jumlah sangat banyak memadati jalan lingkar, disekitar Kepuhteluk sedang sibuk membeli perbekalan diatas kapal da perahu.
Sementara nelayan di Pulau Bawean berhenti melaut menunggu sampai kondisi cuaca tenang, berdampak kelangkaan ikan di pasar. Kelangkaan ikan, membuat warga Bawean memilih telur sebagai gantinya.
Kejadian menarik, salah satu nelayan asal Pamona menemukan jhukong (perahu nelayan jenis kecil) ditengah laut tanpa ada yang menaikinya. Kemudian jhukung ditarik kepinggir pantai, setelah ditelusuri ternyata milik warga Tanjung Anyar desa Lebak yang lepas talinya setelah terkena ombak besar. (bst)
Posting Komentar