Media Bawean, 5 Februari 2011
Qubbatus Sa'adah (26 th.) mahasiswi Universitas Al Azhar asal desa Tambak, Pulau Bawean, Gresik bersama anaknya Nadilah Azhariyah (berumur 7,5 bulan) sudah tiba dengan selamat di Gresik, sedangkan suami tercinta Masudi masih berada di Mesir.
"Ada rasa khawatir dan takut ketika aksi demonstrasi sedang berlangsung di Mesir, walaupun tidak turut campur dalam aksi. Jarak lokasi aksi dengan tempat tinggal sangatlah berdekatan. Melihat banyak tank dan tentara berdiri dipinggir jalan membuat perasaan kurang tenang, agak deg-degan juga. " kata Qubbatus Sa'adah dihubungi Media Bawean (5/2/2011).
"Sejak diberlakukan jam malam, semua aktivitas dilakukan pada siang hari. Semua kegiatan di malam hari tidak ada, seperti toko tidak ada yang buka,"ujarnya.
"Kagiatan kampus diliburkan, Alhamdulillah ujian sudah selesai dilakukan. Sesuai janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kita akan dikembalikan kesana setelah kerusuhan selesai dan aman,"paparnya.
Qubbatus Sa'adah mengaku belum tenang sehubungan suaminya masih berada di Mesir. "Infromasinya akan pulang setelah evakuasi setelah kaum perempuan dan anak-anak selesai. Semoga Allah SWT. memberikan keselamatan dan cepat kembali ke tanah air,"harapannya.
Menurutnya, barang-barang sebagain sudah dibawa pulang dan sebagian masih di Mesir dan diurus suaminya. Sedangkan jenis barang terbanyak adalah kitab-kitab sebanyak 10 karton dos.
Kenapa tertarik kuliah di Universitas Al Azhar Mesir? "Universitas Al Azhar lebih mengutamakan kualitas lulusannya. Untuk lulus sangatlah susah, saya sendiri sudah lima tahun belum lulus,"jawabnya.
"Misalnya dalam satu tahun ada 15 pelajaran, 12 pelajaran termasuk memiliki tinggi dan 3 mata pelajaran tidak lulus, maka tidak bisa naik kelas selanjutnya. Dalam satu tahun berikutnya, diwajibkan mengulang 3 mata pelajaran yang tidak lulus,"terangnya.
Biaya kuliah Universitas Al Azhar Mesir gratis tidak bayar, hanya membayar kartu mahasiswa dan membeli kitab setiap tahunnya sebesar Rp.2juta. "Asalkan bisa hemat dengan makan sederhana, biaya penghidupan di Mesir sangatlah terjangkau dan barang-barang sangat murah,"tuturnya.
"Apalagi bisa mendapatkan bea siswa, sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi masuk Universitas Al Azhar Mesir melalui seleksi atau ujian membutuhkan persiapan matang,"jelas Qubbatus Sa'adah.
Mas'udi suami Qubbatus Sa'adah, sekarang posisi di Mesir dihubungi Media Bawean via pesan FB, menyatakan kondisi Mesir tambah tidak aman, demonstran sekarang pecah menjadi pro dan kontra. Kemarin bentrok antara pro dan kontra, sehingga memakan korban 1 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.
"Masalah evakuasi WNI masih diprioritaskan kepada ibu-ibu dan anak-anak, serta wanita hamil, kalau masih ada kursi kosong d tambah dari mahasiswi dulu, setelahnya mahasiswa evakuasi belakangan,"pungkasnya.(bst)
Mas'udi suami Qubbatus Sa'adah, sekarang posisi di Mesir dihubungi Media Bawean via pesan FB, menyatakan kondisi Mesir tambah tidak aman, demonstran sekarang pecah menjadi pro dan kontra. Kemarin bentrok antara pro dan kontra, sehingga memakan korban 1 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.
"Masalah evakuasi WNI masih diprioritaskan kepada ibu-ibu dan anak-anak, serta wanita hamil, kalau masih ada kursi kosong d tambah dari mahasiswi dulu, setelahnya mahasiswa evakuasi belakangan,"pungkasnya.(bst)
Posting Komentar