Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Hentikan 'Degelan' UN

Hentikan 'Degelan' UN

Posted by Media Bawean on Kamis, 17 Maret 2011

Media Bawean, 17 Maret 2011


Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim saat melantik dan mengambil sumpah Panitia Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2010/2011 di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (14/3/2011), menyatakan  UN bukan sekedar rutinitas tahunan tetapi menyangkut perjalanan sejarah dan masa depan seseorang.

Tahun ini kelulusan siswa 60 persen nilai Ujian Nasional dan 40 persen dari nilai rapor. UN mulai digelar 25 April dengan lima paket soal, yakni paket A, paket B, paket C, paket D, dan paket E. Nantinya, tugas panitia UN merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan ujian, pendistribusian soal, melaksanakan ujian sesuai Jadwal.

"Meskipun menjadi agenda rutin tahunan, aturan dan tata tertib UN harus dibacakan," kata Qosim.
Ujian Nasional (UN) tingkat SMA & MA di Pulau Bawean dibagi dua Sub Rayon, yaitu Sub Rayon 13 membawahi 4 Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan Ketua Marijono (kepala SMAN I Sangkapura), dan Sub Rayon 21 membawahi 7 Madrasah Aliyah (MA) dengan Ketua Kholisun Syatir (Kepala MA Hasan Jufri).

Sedangkan peserta Ujian Nasional (UN) di Pulau Bawean, Sub Rayon 13 sebanyak 280 siswa, dan Sub Rayon 21 sebanyak 404 siswa.

Marijono sebagai Ketua Sub Rayon 13 menyatakan pelaksanaan UN dengan pengawas silang penuh, yaitu guru SMA sebagai pengawas di  MA, sebaliknya guru MA mengawasi di SMA.

Persoalan nantinya hasilnya murni atau tidak dalam pelaksanaan, Marijono menyatakan sulit menjawabnya, disebabkan kecanggihan teknologi, tetapi berusaha agar hasilnya betul-betul murni.

Kholisun Syatir sebagai Ketua Sub Rayon 21 menyatakan persoalan kejujuran pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dikembalikan kepada pengawasan masing-masing, dengan alasan selain pengawas tidak dibolehkan masuk kedalam ruang ujian.

Baharuddin, SH., MM. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan Jufri (STAIHA) Bawean, dihubungi Media Bawean (17/3/2011) menyatakan bila pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tidak ada perubahan lebih baik, tetap saja diumpamakan 'dagelan' yang datang setiap tahun.

Baharuddin berpendapat, rusaknya nilai-nilai moral anak bangsa disebabkan ketidakjujuran seorang guru dalam pengembangan prestasi di sekolah. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean