Media Bawean, 17 April 2011
Oleh : Nur Laili Fitriyana
Bangsa yang maju atau terbelakang pasti disebabkan oleh kualitas SDM warganya. Semakin baik kualitas warga negara maka semakin maju sebuah negara. Begitu juga sebaliknya, jika SDM sebuah negara rendah maka bisa dipastikan bangsa tersebut akan terpuruk. Kualitas SDM masyarakat dumulai dari kegemaran membaca. Bila masyarakat suatu bangsa sudah gemar membaca maka kemajuan bangsa tersebut akan menjadi kenyataan.
Pada umumnya pelajar Bawean tidak suka membaca, padahal mereka mengetahui bahwa manfaat membaca itu sangat besar Akibat minat baca yang minim maka tidak mengherankan apabila pendidikan di Bawean masih tertinggal jauh dengan sekolah yang ada di daratan Jawa. Pepatah mengatakan bahwa “ Buku adalah jendela dunia” Tanpa buku dunia menjadi gelap gulita. Kenapa mereka enggan membaca? Jawabnya adalah kemalasan
.
Saat ini ini Bawean sudah lebih maju dari era orang tua kita dulu dalam jenjang pendidikannya. Orang tua kita dulu hanya lulusan SD, sedangkan sekarang tidak sedikit orang Bawean menjadi sarjana. Orang tua kita dulu jarang membaca buku karena minimnya persediaan buku. Tetapi minimnya stok buku diimbangi dengan gairah membaca yang tinggi sehingga mereka akan membaca apa saja yang dijumpainya misalnya korang yang tercecer di pinggir jalan atau kertas bungkus belanja, sebaliknya pelajar saat ini meskipun banyak buku bertebaran di mana-mana tetapi mereka sibuk menonton Televisi atau mengutak-atik HP.
Kondisi ini sangat membahayakan bagi masa depan Bawean, mengapa? Sebab bila pelajar sebagai generasi penerus pembangunan tidak suka membaca, lalu dari mana kita akan mendapat pengetahuan? . meski ilmu bisa kita dapat tidak hanya dari membaca, kita juga bisa mendapat ilmu dari apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar, akan tetapi gemar membaca tetaplah yang utama.
Motivasi membaca yang pertama harus dimulai dari diri sendiri. Kesadaran kita terhadap pentingnya membaca, akan mendorong diri kita untuk selalu menyempatkan diri membuka buku. Yang kedua ialah peranan orang tua. Dalam masalah ini orang tuapun berperan penting untuk menumbuhkan anak minat baca. Cara yang paling efektif bukan memarahi anak melainkan orang tua harus menjadi pengayom dan penasehat serta memberi contoh membaca yang baik untuk anak-anaknya. Tidak hanya orang tua, guru juga harus memberi tauladan untuk memberikan rangsangan agar anak senang membaca. Bila hanya murid yang disuruh membaca, sedangkan gurunya tidak suka membaca itu artinya sama saja bohong. Guru adalah pembimbing siswa dan tauladan bagi siswa jadi bila sang guru gemar membaca para peserta didiknya pun akan ikut gemar membaca.
Saya mengajak kepada semua pelajar untuk gemar membaca. Dengan gemar membaca dapat membawa pelajar-pelajar Bawean menjadi generasi pemuda yang cerdas, pintar, dan berakhlak yang mulia.
Nama : Nur Laili Fitriyana
Kelas : XI IPA Hasan Jufri
Posting Komentar