Media Bawean, 26 Agustus 2011
Ombak Laut Jawa sedang ganas, mencapai 2,5 meter. Tiga kapal pengangkut sembilan bahan pokok (sembako) tak berani berlayar dari Gresik ke Pulau Bawean, sepekan ini. Penduduk pulau itu terancam krisis pangan.
Jika dalam tempo beberapa hari ombak masih ganas, dikhawatirkan harga sembako di Bawean terkerek naik. Selain itu, sembako yang telanjur dimuat di kapal juga terancam rusak atau membusuk. Ketiga kapal barang itu bernama Barokah Jaya, Fadli Indah dan Purnama III, semuanya berkapasitas 150 ton sembako.
Kapal-kapal tersebut seharusnya berangkat sepekan lalu, bergantian tiap dua hari sekali. “Kalau tiga kapal ini masih di Gresik, sudah pasti stok pangan di Bawean menipis karena setiap kapal datang di Pelabuhan Bawean, sembako langsung dikirim ke pasar-pasar, tidak ada gudang maupun stok yang dapat digunakan untuk mengatasi pangan di Bawean,” ujar Zainuddin (40), nakhoda kapal Fadli Indah, Kamis (25/8).
Hal senada juga diungkapkan pengawas kapal barang Barokah Jaya, Yajid (60). Menurut dia, kapal tidak diizinkan berlayar oleh Administrator Pelabuhan (Adpel). karena ombak tinggi ini. “Dampaknya pasti harga sembako di Bawean lebih mahal karena pemasok sembako hanya dari Pelabuhan Gresik,” terangnya.
Ketua Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB), Wahid Zarkasi, mengatakan, seharusnya Pemda Gresik turut mengatasi kelangkaan pangan di Bawean. “Seharusnya Pemkab Gresik menyediakan kapal barang yang dapat berlayar saat darurat seperti ini,” terang Wahid di Pelabuhan Gresik.
Ia heran, Adpel Gresik melarang tiga kapal barang berlayar, tetapi mengizinkan dua kapal penumpang. “Kalau begini, sama saja lebih baik korban nyawa daripada korban barang,” sindirnya. Terpisah, Kepala Seksi Kepelabuhan Adpel Gresik, Nanang Afadi, mengatakan, “Untuk kapal penumpang sudah diberikan peringatan, kalau terjadi gelombang tinggi langsung balik ke Pelabuhan Gresik agar tidak terjadi korban.”
Ia menambahkan, kecepatan kapal barang jauh di bawah kapal penumpang. Untuk kapal penumpang kecepatannya bisa mencapai 17-18 knot per mil, sedangkan kapal barang 6-7 knot per mil. “Adpel juga sudah berkoordinasi dengan Pelabuhan Surabaya dan Bawean untuk menginformasikan cuaca,” jelasnya.
Sumber : SURYA
Sumber : SURYA
3 comments
jangan jangan ada main mata ...... ada suatu iktikad gar bahan sembako dibawean naik melambung tinggi,,, bagaimana soluinya itu,,, rakyat bawean selalu terjajah,,,,,,kapan merdekanya.....dari kolonial ke bangsa sendiri
Ya ! Solusinya para pedagang di Bawean yang bernaung di Paguyuban pedagang Bawean bisa mengontrak kapal atau beli kapal dengan saham pemerintah Daerah Kab.Gresik dan Pengusaha pengusaha Bawean di Luar Bawean, dengan management yang bagus dengan mengangkat pengelolah yang profesional dari sarjana ekonomi Bawean.(alumnus PMB ) baru bisa terselesaikan.
orang bawean yang sudah jadi pimpinan jangan duduk manis aja fikir teman-teman di pulau bawean jangan kalau ada kampanye aja pakde !!!!!!!!!
Posting Komentar