Media Bawean, 30 Agustus 2011
Nuansa religi pada malam takbiran hari raya idul fitri tahun 1432 H. (selasa, 30/8/2011), di Sangkapura nyaris tidak terdengar kumandang kalimat takbir, lebih dominan suara mercon diserta kembang api di udara.
Hampir disetiap sudut Alun-Alun kota Sangkapura dipenuhi kembang api di udara dengan bunyi terdengar menyengat telinga. Zaini sebagai salah satu pengguna kembang api, ditanyakan Media Bawean berapa dana yang dikeluarkan? menjawab. "Menghabiskan Rp.250ribu,"katanya.
Diperkirakan modal kembang api yang dikeluarkan sampai puluhan juta rupiah, dengan banyak penggemar dan penggunanya. Disayangkan, momen malam takbiran lebih bereforia dengan kembang api dan meninggalkan nilai religi yaitu berkurangnya yang mengumandangkan takbiran.
Ansari sebagai Kepala Desa Sawahmulya, Sangkapura menyatakan sangat menyayangkan semaraknya malam takbiran yang diwarnai pesta kembang api dan mengurangi kesemarakan untuk mengumandangkan takbiran.
Menariknya, diatas puncaj gunung malokok, terlihat bola lampu terang benderang yang terdengar sedang mengumandangkan takbiran oleh remaga desa Gunungteguh, Sangkapura. (bst)
3 comments
beginilah suasana bawean sekarang, dah gak islami lagi, masak takbiran di ganti suara mercon, lama2 bisa berubah suara rock and roll.
Bagaimana lagi kira-kira bawean kalau sudah menjadi pulau wisata, tak ada lagilah orang boyan yang diluar negri balik kampung, soalnya suasana kampung dibawean mungkin akan pupus. sedangkan mereka pulang boyan sebetulnya rindu suasana kampung.
salut buat remaja teguh...pertahankan tradisi yg semacam itu....
Posting Komentar