Media Bawean, 14 September 2011
Salah satu penerima bantuan dari Persatuan Bawean Qatar (PBQ) yang disalurkan melalui Bawean Peduli, di Madrasah Ibtidaiyah (MI) As'sadah Pekalongan, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, adalah keluarga Muhammad (40 th.) dengan Khorriyah (35 th.).
Khorriyah sebagai sosok ibu peduli pendidikan anaknya, adalah bekas pengungsian Sambas yang memilih menetap di Pulau Bawean. Rumah sebagai tempat tinggal bersama keluarganya terbuat dari bambu dan beratapkan daun nipah, terletak di dusun Gunung Berak, desa Pekalongan.
Demi membesarkan dan membiaya hidup sekeluarga, dua orang tua aktif bekerja setiap hari. Muhammad sebagai ayah berprofesi sebagai pencari ikan ke laut, sedangkan Khorriyah sebagai istri berprofesi sebagai petani menanam sayuran di kebun.
Menurut Khorriyah, pendapatan setiap harinya seringkali serba kekurangan. Suami mencari ikan ke laut setiap hari mendapatkan uang sebesar Rp. 10ribu sampai Rp.15ribu. Sedangkan pendapatan hasil menanam sayuran setiap harinya sangat kecil.
"Tetapi walaupun hidup serba kekurangan, pendidikan anak tetap dinomor satukan,"katanya.
"Anakku sebanyak 5 orang, anak pertama bersekolah di MA Mambaul Falah Tambilung, anak kedua sekarang kelas VI MI, anak ketiga belajar di kelas III, anak keempat sekolah kelas II, sedangkan anak terakhir masih sekolah TK,"paparnya.
Ditanya Media Bawean, apa mendapatkan bantuan dari pemerintah? Khorriyah mengaku mendapat bantuan PKH dan setiap ada bantuan raskin selalu dapat.
"Bantuan yang diterimanya melalui Bawean Peduli akan meringankan pembiayan anak, terima kasih atas bantuannya"ujarnya. (bst)
2 comments
mari ikut berbagi dengan sesama.
Salam kenal, saya dari media televisi di jakarta ingin meminta alamat ibu Khorriyah. Kalau bisa ada nomor telfon yang bisa saya hubungi. Terima kasih atas bantuannya
Posting Komentar