Media Bawean, 17 September 2011
Vika Farah Medya (Pemain Sinetron) bersama keluarganya, hari jum'at (16/9/2011) mengunjungi Rasiati yaitu wanita yang hidupnya sebatangkara dengan kondisi penglihatan tidak bisa melihat dan pendengarannya juga terganggu.
Sampai di rumah Rasiati di daerah Dusun Sungai Terus Laok, desa Balikterus, Sangkapura, Pulau Bawean, Vika (panggilan akrabnya) langsung berpelukan dengan ibu yang hidupnya sendirian. Lalu menyerahkan bantuan berupa uang, sembako, serta peralatan rumah tangga secukupnya.
Rasiati menyampaikan seluruh isi hatinya kepada Vika bersama keluarga, yaitu butuh baterai untuk menghidupkan radio sebagai tanda-tanda waktu shalat dan membutuhkan mukenah dan sajadah sebagai perlengkapan shalat, sehubungan mukenah yang ada sudah rusak setelah dipakai kurang lebih 10 tahun.
Mendegar keinginan Rasiati, spontan Vika langsung menyuruh adiknya membelikan baterai, serta membeli peralatan lainnya, sedangkan mukenah dan sajadah akan dihantarkan hari minggu besok oleh Vika.
Pertemuan selama kurang lebih 5 jam, terlihat senyuman kegembiraan terpancar dari wajah Rasiati dengan memeluk Vika tak mau melepaskan. Spontanitas tetesan air mata mengalir dari wajah Vika, termasuk tangisan Rasiati yang mengatakan terharu atas keperdulian terhadap dirirnya.
"Gembira dan senang, ternyata masih ada yang memperhatikan keadaan kehidupanku,"papar Rasiati.
Sangat menyedihkan ketika Rasiati menceritakan kehidupannya, dengan kondisi mata yang buta, dan telinga tidak mendengar, ternyata harus mencukupi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Seperti memasak, termasuk mengambil air dilakukan sendiri, tanpa ada keperdulian dari tetangga atau saudaranya. Diwaktu malam, hanya berlampukan lampu telpek, tidak ada listrik menyinarinya rumahnya, sementara rumah tetangganya terang benderang.
Vika Farah Medya mengatakan sangat prihatin atas kehidupan Rasiati, seorang ibu yang hidupnya sebatangkara dengan kondisi fisik serba kekurangan. "Semestinya tetangga ataupun pemerintah setempat memperhatikan kehidupannya agar lebih baik dan layak,"katanya.
Di rumah Rasiati, sehubungan belum makan siang, spontan Vika langsung memasakkan lauk pauk, sedangkan nasi sudah dimasak sebelumnya oleh ibu yang kehidupannya sebatangkara. Setelahnya, langsung Vika menyuapin Rasiati sampai kenyang.
Terkesan haru saat akan pulang, perpisahan membuat Rasiati bersedih dan sempat menyampaikan mau ikut ke Jakarta saja tentunya lebih enak daripada disini tanpa ada perhatian dari orang lain. Vika mendengarnya langsung menangis dan terharu atas kehidupannya. (bst)
6 comments
semoga jd inspirsi dan menggugah kesadaran kita kembali akan indahnya berbagi & kebersamaan...... semoga rasa itu takkan hilang dr kita
Cantik nian wajahmu,baik juga budi bahasamu! Smg dpt jodoh y ehemm juga... Cantik nian wajahmu,baik juga budi bahasamu! Smg dpt jodoh y ehemm juga...
layak ditiru bg warga boyan lainnya.......
itu yg harus d conto kpada warga bawean.
oooh....
kyknya q bertmn d FB dach ma ni orang.....
Posting Komentar