Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Bawean Krisis Qori & Qoriah
Senang Menyanyi Daripada Mengaji

Bawean Krisis Qori & Qoriah
Senang Menyanyi Daripada Mengaji

Posted by Media Bawean on Jumat, 28 Oktober 2011

Media Bawean, 28 Oktober 2011


"Pulau Bawean dahulu pernah meraih prestasi Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ditingkat nasional, tapi sekarang krisis qori dan qoriah sehubungan generasi sekarang lebih suka menekuni dunia menyanyi daripada mengaji"petikan wawancara Media Bawean bersama Nikmatuz Zuhro sebagai qoriah terbaik tingkat nasional asal Pulau Bawean.

Nikmatuz Zuhro dikenal banyak orang sehubungan kemerduan serta kefasihannya dalam melantunkan ayat suci Al Qur'an. Ibu dengan tiga anak kini sudah berusia 50 tahun dan aktif sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) kecamatan Kebomas di Gresik, pernah empat kali mewakili Propinsi Jawa Timur mengikuti MTQ tingkat nasional. 

Sejak sekolah SD (pagi hari) dan MI (sore hari) sudah menjuarai tingkat anak-anak di kecamatan Sangkapura, dengan belajar kepada sang guru bernama Abdus Syukur yang kini menetap di Kuala Lumpur Malaysia. Ketika mengikuti MTQ ditingkat Kabupaten Gresik, prestasi juara 1 dirainya sehingga menghantarkan juara tingkat Propinsi Jawa Timur sampai tingkat nasional. Banyak guru dari berbagai daerah di Indonesia dalam rangka mengembangkan prestasi dan bakatnya.

"Pulau Bawean pernah mengirim 3 orang qoriah terbaiknya tingkat nasional, diantaranya Aisyah asal Kebuntelukdalam yang juara 1 tingkat remaja nasional, 1 orang lupa namanya dan saya sendiri yang mampu juara harapan tingkat dewasa sehubungan kondisi sakit,"katanya.

"Tetapi prestasi sekarang ini sangat menurun dari Pulau Bawean. Buktinya ditingkat kabupaten Gresik saja sudah tidak berprestasi"paparnya.

Menurut pernilaian Nikmatuz Zuhro, kemerosotan prestasi qori' dan qoriah disebabkan kurang kemauan yang keras untuk belajar menyalurkan bakatnya, lebih memilih bakat menyanyi jadi artis yang berjoget diatas panggung daripada mengaji.

Faktor pendukung dari orang tua sangat kurang, artinya dorongan serta motivasi terhadap anak agar menekuni bakatnya sepertinya tidak ada. "Dahulu ketika waktu kecil di Pulau Bawean, orang tuaku menjaga serta melarang makanan yang digoreng tujuannya agar suara tetap enak. Termasuk makan rujak Bawean tidak diperbolehkan, sehubungan bahannya kacang yang digoreng",kenangnya sambil tersenyum.

Menurut ibu asal desa Sungaiteluk, Sangkapura, pengaruh masyarakat juga mempengaruhi menurunnya prestasi. "Dahulu qori dan qoriah yang berprestasi jadi kebanggaan masyarakat, tetapi sekarang sepertinya kurang menjadi kebanggaan. Justru sekarang bila jadi penyanyi terkenal ataupun pemain sepak bola ternama yang dijadikan kebanggaan bagi masyarakat kita"terangnya.

Termasuk perhatian pemerintah terhadap qori dan qoriah yang berprestasi sepertinya kurang menghargai, melihat penghargaan yang diberikan cuman selembar kertas berupa piagam, serta bongkahan tropy sebagai hiasan saja. "Sedangkan atlet olahraga yang berprestasi diiming-imingi jutaan rupiah untuk bonus bila menang dalam bertanding"ujarnya.

"Sudah saatnya pemerintah untuk memperhatikan qori dan qoriah yang berprestasi, agar fenomena keterbalikan zaman tidak terjadi, apalagi mereka berprestasi dibidang keagamaan (religi) bukan sekedar keduniaan saja tapi termasuk keakheratan nantinya,"pungkasnya.

Faktor lainnya, terang Nikmatuz Zuhro, banyak guru sekarang kurang ikhlas dalam berjuang, artinya mereka lebih memilih rupiah daripada mengajar tanpa menerima bayaran. "Dampaknya, banyak anak dari kalangan orang tua kurang mampu tetapi memiliki bakat untuk berprestasi ternyata gagal sehubungan tidak ada pembinaan yang mendidiknya"ungkapnya.

"Kesimpulannya, untuk membina prestasi qori dan qoriah diperlukan kemauan diri sendiri yang didorong oleh orang tua, dan didukung oleh masyarakat, serta mendapat perhatian dari pemerintah",jelasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean