Media Bawean, 22 Oktober 2011
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan pendidikan di Pulau Bawean,salah satu wujud kongkret yang telah dilakukan melalui Workshop Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMAN I Sangkapura, hari sabtu (22 Oktober 2011), dihadiri kepala sekolah dan dewan guru tingkat SMP, MTs, SMA dan MA se- Pulau Bawean.
Hadir Budiono,M.Si sebagai Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah Pertama, Pendidikan Menengah Atas (PMP PMA) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Profesor Dr. Djoko Saryono, M.Pd. sebagai Tenaga Ahli Pendidikan Propinsi Jawa Timur, dan Syamsul Hadi, MM. sebagai Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Budiono, M.Si. dalam workshop menerangkan secara jelas dan detail tentang perkembangan pendidikan, khususnya di Pulau Bawean setelah memperbandingkan hasil ujian nasional (UN) setiap sekolah di Jawa Timur.
"Guru dalam melaksanakan tugas mengajar seharusnya melakukan pernilaian terhadap siswa, hasil pembelajaran terserap atau tidak? Seandainya pelajaran sudah disampaikan, ternyata siswa tidak bisa menjawab soal, berarti ada yang salah dalam mengajar,"katanya.
"Sebelum tahun 2011 - 2012, diharapkan SMA di Pulau Bawean sudah memiliki dokumen perencanaan yang bagus. Dokumen perencanaan ada dua, yaitu perencanaan di sekolah melalu menganalisis kompleks internal maupun eksternal. Dan dokumen perencanaan pembejaran agar guru menguasai standar kompetensi melalui standar pendidikan nasional,"harapannya.
"Dari hasil perencanaan bisa diketahui, dibutuhkan berapa tahun untuk pendidikan yang bermutu di Pulau Bawean. Targetnya agar pendidikan di Pulau Bawean tidak kalah bersaing dengan daratan Pulau Jawa,"terangnya.
Menurut Budiono, melihat hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2010-2012 di SMAN I Sangkapura sudah menunjukkan hasil yang terbaik se-Kabupaten Gresik, tetapi ada soal tertentu yang perlu dioptimalkan, terutama konsep ini terhadap pokok bahasan tertentu.
"Memang ada beberapa mata pelajaran tertentu masih ada titik lemahnya, sehingga diperlukan untuk disempurnakan. Sehingga titik lemahnya bisa dibahas bersama guru untuk membuat strategi perencanaan agar semua mata pelajaran bisa terserap,"papar Budiono, M.Si.
Profesor Dr. Djoko Saryono, M.Pd. dalam menyampaikan makalahnya, menyatakan keberhasilan pembelajaran di sekolah lebih dominan dipengaruhi oleh keberhasilan guru dalam mengajar, bukan ditentukan oleh perlengkapan sarana dan prasana. "Lihatlah sekolah di Madura yang juara olimpiade sain tingkat internasional, sepertinya sama dengan fasilitas di SMAN I Sangkapura. Sebaliknya sekolah megah dengan fasilitas lengkap ternyata tidak mampu bersaing dalam prestasinya,"ungkapnya.
Menurut Djoko Saryono, persoalan guru menjadi persoalan dunia, hampir seluruh bangsa dan negara memiliki problematika tentang guru. "Belajar membutuhkan seorang guru, serta kesuksesan sulit diraih tanpa bimbingan guru,"ujarnya.
Dalam rangka mengetahui secara langsung kondisi pendidikan di Pulau Bawean, sehingga Budiono bersama rombongan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tetarik untuk mendatanginya. Harapannya, setelah mengetahui akan dijadikan pengembangan kedepan untuk memajukan pendidikan di Pulau Bawean. (bst)
Hadir Budiono,M.Si sebagai Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah Pertama, Pendidikan Menengah Atas (PMP PMA) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Profesor Dr. Djoko Saryono, M.Pd. sebagai Tenaga Ahli Pendidikan Propinsi Jawa Timur, dan Syamsul Hadi, MM. sebagai Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Budiono, M.Si. dalam workshop menerangkan secara jelas dan detail tentang perkembangan pendidikan, khususnya di Pulau Bawean setelah memperbandingkan hasil ujian nasional (UN) setiap sekolah di Jawa Timur.
"Guru dalam melaksanakan tugas mengajar seharusnya melakukan pernilaian terhadap siswa, hasil pembelajaran terserap atau tidak? Seandainya pelajaran sudah disampaikan, ternyata siswa tidak bisa menjawab soal, berarti ada yang salah dalam mengajar,"katanya.
"Sebelum tahun 2011 - 2012, diharapkan SMA di Pulau Bawean sudah memiliki dokumen perencanaan yang bagus. Dokumen perencanaan ada dua, yaitu perencanaan di sekolah melalu menganalisis kompleks internal maupun eksternal. Dan dokumen perencanaan pembejaran agar guru menguasai standar kompetensi melalui standar pendidikan nasional,"harapannya.
"Dari hasil perencanaan bisa diketahui, dibutuhkan berapa tahun untuk pendidikan yang bermutu di Pulau Bawean. Targetnya agar pendidikan di Pulau Bawean tidak kalah bersaing dengan daratan Pulau Jawa,"terangnya.
Menurut Budiono, melihat hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2010-2012 di SMAN I Sangkapura sudah menunjukkan hasil yang terbaik se-Kabupaten Gresik, tetapi ada soal tertentu yang perlu dioptimalkan, terutama konsep ini terhadap pokok bahasan tertentu.
"Memang ada beberapa mata pelajaran tertentu masih ada titik lemahnya, sehingga diperlukan untuk disempurnakan. Sehingga titik lemahnya bisa dibahas bersama guru untuk membuat strategi perencanaan agar semua mata pelajaran bisa terserap,"papar Budiono, M.Si.
Profesor Dr. Djoko Saryono, M.Pd. dalam menyampaikan makalahnya, menyatakan keberhasilan pembelajaran di sekolah lebih dominan dipengaruhi oleh keberhasilan guru dalam mengajar, bukan ditentukan oleh perlengkapan sarana dan prasana. "Lihatlah sekolah di Madura yang juara olimpiade sain tingkat internasional, sepertinya sama dengan fasilitas di SMAN I Sangkapura. Sebaliknya sekolah megah dengan fasilitas lengkap ternyata tidak mampu bersaing dalam prestasinya,"ungkapnya.
Menurut Djoko Saryono, persoalan guru menjadi persoalan dunia, hampir seluruh bangsa dan negara memiliki problematika tentang guru. "Belajar membutuhkan seorang guru, serta kesuksesan sulit diraih tanpa bimbingan guru,"ujarnya.
Dalam rangka mengetahui secara langsung kondisi pendidikan di Pulau Bawean, sehingga Budiono bersama rombongan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tetarik untuk mendatanginya. Harapannya, setelah mengetahui akan dijadikan pengembangan kedepan untuk memajukan pendidikan di Pulau Bawean. (bst)