Media Bawean, 9 Oktober 2011
Nenek tua bernama Muna asal Taubat, desa Sungairujing, Sangkapura, Pulau Bawean, hidup sebatangkara di rumah tua miliknya terbuat dari papan. Ditanya Media Bawean, berapa umurnya nenek Muna? Menjawab lupa dengan umurnya.
Nenek tua hidup sendirian di rumahnya, sedangkan suami tercinta sudah meninggal dunia sejak lama, tidak mempunyai anak atau keturunan.
Dengan polosnya, Muna mengaku mencukupi kehidupan sehari-hari dengan menunggu pemberian orang lain. Sebagai makanan pokok, beras seringkali mendapat jatah Raskin dari pemerintah, adapun bantuan berbentuk nominal uang sampai saat ini belum pernah menerimanya.
"Sudah tidak mampu mau bekerja, kondisi badan sudah tua dan seringkali sakit-sakitan,"katanya.
Bila Muna sakit, kerap memanggil H. Herman (pegawai Puskesmas Sangkapura) untuk datang ke rumahnya. "Setiap diberi uang untuk biaya pengobatan, H. Herman tidak pernah menerimanya, justru saya seringkali diberi uang,"paparnya.
Di depan rumah Muna, berdiri Mushollah (langgar) tua merupakan pusat kegiatan warga di kampungnya. Anehnya, aliran listrik yang menyinari rumah warga sekitarnya, tidak tersambung ke mushollah ataupun ke rumah Muna. Waktu malam hari, Muna yang hidupnya sebatangkara tidak disinari gemerlapnya lampu, atau gelap-gelapan. (bst)