Media Bawean, 4 November 2011
Sebanyak 31 lembaga pendidikan terdiri 29 SDN dan 2 SMPN di Pulau Bawean, mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa rehab gedung dan pembangunan gedung baru. Rinciannya di kecamatan Sangkapura yang memperoleh DAK terdiri 15 SDN dan 1 SMPN, sedangkan di Tambak yaitu 14 SDN dan 1 SMPN. Semua pekerjaan proyek dikerjakan oleh rekanan atau CV sebagai kontraktor.
Perlu diketahui, beberapa gedung sekolah yang nyaris roboh adalah pekerjaan CV., bagaimana pelaksanaan DAK tahun 2011 di Pulau Bawean? dikerjakan sesuai RAP ataukah asal-asalan dengan keuntungan banyak dan merugikan pemerintah, khususnya SDN dan SMP penerima proyek.
Beberapa hari yang lalu, kami sempat mengopi bersama salah satu keluarga pemegang atau kontraktor dari pekerjaan proyek DAK di Pulau Bawean. Menurut pengakuannya, dirinya ditawari untuk melaksanakan salah satu proyek pembangunan SDN di Bawean, dengan harga Rp.45juta dari anggaran Rp.75juta. "Seandainya penawarannya Rp.50juta, jelas akan kuterima untuk dikerjakan",katanya.
Mendengar pernyataan diatas, bagaimana kondisi proyek gedung sekolah di Pulau Bawean akan kokoh, bila keuntungan yang diperolehnya sangat besar.
Selain persoalan diatas, perlu diwaspadai pekerjaan proyek DAK akan dipindahtangankan kepada pelaksana lain, sehingga terlalu banyaknya tangan yang mengambil keuntungan berakibat pekerjaannya asal-asalan.
Disisi lain, pihak kepala sekolah termasuk komite sekolah sebagai pengawas proyek terlalu mengharapkan upeti dari kontraktor, sehingga rela pekerjaan gedung sekolah dikerjakan asal-asalan. Tanpa berfikir panjang, sekolah yang akan dijadikan sarana belajar mengajar memiliki kekuatan lama atau seumur jagung.
Ada baiknya, seluruh masyarakat ikut mengontrol pembangunan dan rehap gedung proyek DAK di daeranya masing-masing, agar hasilnya bisa dinikmati oleh anak dan cucu kita untuk belajar di sekolah. (bst)
