Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » "Idul Qurban" (Sebuah Refleksi)

"Idul Qurban" (Sebuah Refleksi)

Posted by Media Bawean on Sabtu, 05 November 2011

Media Bawean, 5 November 2011

Oleh : Drs. A. Muhajir
(Anggota DPRD Kabupaten Gresik)

Tanpa terasa tiba-tiba Idul Qurban "memergoki" kita lagi, saat kita asyik bermain-main dengan waktu. Tersentak kita kepada pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Nabi Ibrahim mau menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail, Ismail mau mengorbankan nyawa dan kehidupannya dengan disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim. Sungguh dua pengorbanan yang agung.

Namun keagungan pengorbanan tersebut hanya bisa dirasakan oleh orang yang perduli pada pengoranan itu sendiri. Jika tidak peristiwa itu terasa sebuah dongeng semata. Jika kita melihat tetangga dekat kita, di kampung kita, di desa kita, di masyarakat kita, di kota kita, di negeri kita apa yang kini sedang terjadi? Perampokan dengan kekerasan dan terang-terangan, pemerkosaan tehadap nenek-nenek dan balita, aksi perusakan terhadap milik orang lain, pembunuhan sadis, anarkisme dan perusakan terhadap fasilitas umum, dan terlalu banyak lagi untuk disebutkan kata Iwan Fals.

Banyak orang selalu menuntut agar terpuaskan keinginan dirinya, bahkan cara yang paling keji sekalipun. Menuntut kepada orang sekitar kita, kepada lingkungan kita, kepada kedua orang tua kita untuk memenuhi semua keinginan kita. Sering pula kita menuntut kepada pemegang otoritas untuk segera memperbaiki fasiltas yang baru saja kita rusak sendiri. Keadaan sehari-hari kita menjelma menjadi kehidupan yang mencekam, setiap saat bisa saja kita sendiri yang menjadi korban keberingasan massif itu. Apa yang terjadi pada kita, lingkungan kita, masyarakat kita, bangsa dan negara kita ? Mengapa kini kita menjelma menjadi komunitas yang menuntut hak semata tapi kewajiban syar'i kita abaikan?

Sadarkah kita telah kehilangan watak pemberi kita, watak kepedulian kita, watak berkorban kita untuk orang lain yang selama ini telah menjadi identitas kita dan tergantikan oleh sikap arogan, congkak, rakus, sok mengakui hak orang lain. Mari kita ingat berkorban itu adalah memberi, menuntut itu adalah meminta. Memberi jauh lebih mulia dari minta, Disamping itu agama kita terkait dengan hablumminannas, mengajarkan agar kita tawadlu dan menghargai orang lain, artinya kita mendahulukan kewajiban kepada orang lain ketimbang hak kita. Hak kita akan kita dapatkan dengan sendirinya jika kita sudah menunaikan kewajiban kita. Idul Qurban bisa menjadi cermin tentang pengorbanan. Mengapa tidak?

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean