Media Bawean, 16 November 2011
Akibat dilarangnya Kapal Express Bahari berlayar menyeberang ke Bawean, Perkuliahan Universitas Terbuka (UT) di Bawean terganggu. Bukan hanya merugikan penumpang dari sisi waktu dan tenaga, keterlambatan keberangkatan kapal juga berdampak pada proses belajar di Bawean karena dosen yang harusnya mengajar terlambat sampai ke Bawean.
Tergangguanya proses belajar di UT Bawean itu terungkap ketika para dosen pengajar menyampaikan keluhan. Rombongan dosen dari Unesa menyayangkan penundaan keberangkatan karena merugikan para mahasiswa peserta UT yang sudah menunggu di Sangkapura Bawean.
Dr Sunu Kuncoro, salah satu dosen Unesa yang ikut dalam rombongan menyatakan ia harusnya mengajar mulai jam 12.00 WIB. Tapi hingga pukul 12.00 WIB ia dan rekan-rekannya belum beranjak dari pelabuhan Gresik.
“Kami enam bulan sekali ke Bawean, biasanya efektif proses belajar mengajar mulai Rabu sampai Jumat, tapi jadwal sekarang sepertinya harus mundur dan dimampatkan besok,” ujar Sunu. Ia merasa kasihan dengan peserta didik dari kecamatan Tambak dan Sangkapura yang sudah menunggu sesuai jadwal.
Peserta didik UT Bawean mencapai 120 orang. Mereka terbagi dalam tiga kelas yang masing-masing kelas berisi 40 orang. Proses belajar mengajar biasanya dipusatkan di Sangkapura selam tiga hari. “Kalau terlambat begini berarti kami hanya mengajar dua hari, padahal transfer ilmu butuh waktu, kasihan mereka (mahasiswa) sudah menunggu sejak hari ini,” tambah dosen Biologi itu.
Sumber : SURYA
