Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bawean Krisis Listrik

Bawean Krisis Listrik

Posted by Media Bawean on Selasa, 20 Desember 2011

Media Bawean, 20 Desember 2011

Buntut Tenggelamnya Tongkang yang Memuat 400 Ton Solar

GRESIK – Ribuan warga di Kecamatan Tambak dan Sangkapura mulai kemarin (19/12) hanya mendapat aliran listrik dua jam dalam sehari. Krisis listrik di Pulau Bawean itu terjadi setelah tongkang yang mengangkut 400 ton solar guna memenuhi kebutuhan genset PLN tenggelam pada Minggu (19/12) sekitar pukul 14.10.

Listrik menyala di Pulau Bawean hanya pada pukul 18.00–20.00. Setelah itu, atau 22 jam berikutnya, masyarakat di pulau yang berjarak 80 mil laut dari Gresik itu black out (gelap gulita). Area Pelayanan Jaringan (APJ) PT PLN Gresik belum bisa memastikan kapan listrik kembali normal.

”Sekarang kami koordinasi dengan adpel terkait cuaca di Bawean untuk pengiriman solar,” kata Manajer APJ PT PLN Gresik Sudjarwo kemarin.

Selama belum ada pengiriman solar ke Pulau Bawean, PLN dipastikan tidak bisa menyalakan listrik. ”Kami akan usahakan untuk segera mengirim solar ke sana,” tambah Sudjarwo.

Diketahui, tongkang Inzam 03 yang mengangkut 400 ton solar itu tenggelam di sekitar 8 mil menuju Pulau Bawean. Kapal dengan dua awak tersebut tenggelam setelah dihantam ombak setinggi sekitar 4 meter. Hantaman ombak itu memutus tali pengikat tongkang dengan tag boat Udawa IX yang dinakhodai Roy Harmoko. Hingga kemarin, bangkai tongkang beserta muatannya masih berada di dasar laut dengan kedalaman sekitar 52 meter.

Tenggelamnya tongkang itu tidak hanya mengakibatkan krisis listrik. Perairan di Pulau Bawean juga terancam tercemar. Hanya, pencemaran akan terjadi bila tongkang di dasar laut itu bocor.

Syahbandar Bawean Suko ketika dikonfirmasi mengatakan, tongkang yang tenggelam itu memang berada di sekitar 8 mil laut dari Pulau Bawean. ”Tongkang itu tenggelam karena diempas ombak. Cuaca dalam seminggu belakangan ini memang tidak menentu,” kata Suko.

Abdul Basid, koordinator Gerakan Membangun Bawean, mendesak Pertamina Surabaya agar segera mengevakuasi bangkai tongkang yang tenggelam itu. Sebab, perairan 8 mil laut dari Pulau Bawean itu menjadi tempat nelayan Bawean untuk mencari ikan. ”Kalau sampai tercemar minyak, para nelayan Bawean bisa kehilangan mata pen caharian,” ujarnya. (yad/c13/hud)


Sumber : Jawa Pos, 20 Dec 2011
Berita Kiriman : Ajib Ghufron

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean