Media Bawean, 20 Desember 2011
Terhitung mulai Senin (19/12) anggota DPRD Gresik menjalani reses. Masa reses akan berlangsung hingga 21 Desember 2011. Reses kali ini adalah reses ketiga pada tahun 2011. Masing-masing Anggota Dewan mendapatkan dana untuk melakukan reses, yang tujuannya adalah menjaring dan mengidentifikasi aspirasi masyarakat atau konstituen.
Pada reses kedua bulan Agustus 2011, masing-masing Anggota Dewan mendapatkan dana reses 11 juta rupiah. Ketua DPRD Gresik Zulfan Hasyim memilih diam saat ditanya jumlah dana reses ketiga untuk masing-masing Anggota Dewan.
Anggota Dewan dapil Bawean terkesan ogah-ogahan melaksanakan reses. Mereka tidak hadir ke grass root, yaitu dapil dimana konstitien memberikan hak suara atas terpilihnya mereka menjadi anggota DPRD. Muhajir, Anggota DPRD F-PKB memilih menunda pelaksanaan reses .“Rencana saya mau pulang kemaren, tapi ada informasi tanggal 20 cuaca kurang baik. Maka sementara saya batalkan. Soalnya saya masih trauma dengan kejadian kemaren. Nanti setelah saya yakin cuaca baik saya segera ke Bawean” Ujar Muhajir saat ditanya alasan tidak melakukan reses ke Bawean.
Miftahol Jannah DRPD FPG (Fraksi Partai Golkar) memilih tidak mengambil jatah reses ketiga. “Saya memilih tidak mengambil jatah reses karena kwatir tidak bisa ke Bawean karena cuaca yang buruk.” Tegas Miftahol Jannah saat dibuhungi via telephon atas mangkirnya dari tanggungjawab melakukan reses. Akhwan, DPRD FPD (Fraksi Partai Demokrat) saat dibuhungi via telephone mengatakan sudah di Pulau Bawean sejak hari Sabtu (18/12) dan reses sudah dilakukan tadi malam bertempat di kediamannya. Namun tidak bisa menjelaskan bentuk kegiatan reses dan siapa saja yang dilibatkan.
Pertanggungjawaban kegiatan reses mutlak bagi setiap anggota dewan termasuk dana reses. Namun disayangkan tidak semua anggota dewan melibatkan wartawan dalam setiap kegiatan reses. Biasanya bukti reses hanya melalui tandatangan, padahal bukti seperti ini bisa dimanipulasi. Bukti yang paling akurat adalah dokumentasi agar bisa terlihat seberapa banyak konstituen yang hadir.
Kalau Anggota Dewan mulai ogah reses, bagaimana dengan nasib masyarakat Bawean? Padahal reses adalah media untuk menampung aspirasi. Kalau Anggota Dewan ogah reses, lalu kepada siapa mayarakat Bawean akan menyampaikan aspirasinya? Apalagi saat ini banyak persoalan sosial terjadi di Bawean. Saat ini masyarakat Bawean butuh solusi atas pemadaman listrik secara total sejak hari Senin (19/12). (Musyayanah)