Media Bawean, 17 Desember 2011
Kepulangan saya kali ini sedikit berbeda, karena saya pulang bersama kakak sulung saya yang sudah 24 tahun tidak pulang ke Bawean. Beserta suaminya yang 31 tahun baru menginjakkam kaki di kampung halaman Pulau Bawean, bersama empat ponakan saya. Sudah terbayang bagaimana sambutan para tetangga dan acara mandi bunga nanti (mandi bunga Khusus bagi mereka yang lama tidak pulang kampung, dan tradisi untuk buang sial katanya).
Tak terbayangkan bahagia_nya emak dan bapakku menyambut kedatangan anak yang sejak pertama pergi merantau ke Malaysia belum sempat menginjakkan kaki lagi di tanah kelahirannya. Bahagia menyambut menantu yang selama ini hanya bisa mendengar suaranya lewat telpon dan melihat fotonya saja. Juga empat cucunya yang mulai tumbuh dewasa. Termasuk saya tentunya hahaa..Dan hari itu pun tiba. Hari Rabu, tanggal 14 Desember 2011. Kapal Bahari Express mulai berangkat, membawa kami bertujuh menuju pulau leluhur. Cuaca hari itu cerah dan gelombang laut syahdu seperti nyanyian P Ramlie (Dendang perantau). Dalam perjalanan di atas kapal menuju pulau Bawean, fikiranku mulai menerawang. Entah ini kepulangan saya yang keberapa?, ya sejak saya pertama kali merantau pada tahun 1999.
Tak terasa kapal sudah merapat di Dermaga..Alhamdulillah akhirnya saya dan keluarga sampai di pulau tercinta, Bawean. Mulailah drama pertemuan dari sebuah perpisahan yang panjang. Ramai tangis bahagia terdengar..yah sebuah pemandangan yang mengharu biru. Sesaat saya terpikir, bahwa menjadi perantau bukan cita - cita. Tapi sebuah tuntutan hidup. Demi masa depan yang lebih baik. Meski resikonya harus berpisah dengan orang-orang yang kita cintai. Bahkan terkadang saat kita para perantau pulang, mereka hanya tinggal batu nisan.
Tulisan ini baru saya tulis setelah empat hari saya pulang. Seperti biasanya, Desember selalu kelabu. Pun kepulangan kali ini selalu disambut dengan hujan yang cukup besar. Tapi rangkaian acara selama di Bawean; ngoleleng Bhebien dan ke Pulau Noko harus tetap jalan. Semoga cuaca mulai bersabat, dan kita akan kembali merantau dengan cerita-cerita yang mengharu biru tentang keluarga dan kampong halaman tercinta.
yah...ini sedikit tulisan saya tentang perantau. Semoga banyak tulisan kanca-kanca selaen untuk berbagi pengalaman. *ini ceritaku, bagaimana ceritamu?* versi iklan ind**ie hehee...
Dari Munawaroh asal Pateken, Berdomisili di Batam
Dari Munawaroh asal Pateken, Berdomisili di Batam