Media Bawean, 9 Februari 2012
Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2T-P2A) Pulau Bawean telah memberikan bukti kongkrit dalam menangani segala persoalan perempuan dan anak. Namun keberaannya kurang dikenal oleh banyak masyarakat di Pulau Bawean, sehubungan belum disosialisasikan kepada masyarakat umum. Padahal pembentukannya beberapa bulan yang lalu di kantor kecamatan Sangkapura dan Tambak sudah mengundang banyak tokoh, termasuk kepala desa di Pulau Bawean.
Bertujuan meningkatkan keprofesional dalam mengangani persoalan, P2T-P2A Bawean telah mengikuti workshop konsoling yang diselenggarakan oleh P2T-P2A Gresik bekerjasama dengan Fakultas Psikologis Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), tanggal 6 Februari 2012. Sebagai nara sumber adalah pakar dan dosen psikologis mengajarkan tekhnik sebagai konsoling serta penanganan klien yang ditanganinya.
Zubdaturrif'ah sebagai Ketua P2T-P2A Bawean mengatakan wokshop konsoling telah memberikan pengetahuan tentang penanganan klien mulai tahapan awal hingga penyelesaian permasalahan. "Menghadapi klien dibutuhkan teknik khusus, agar persoalan bisa terselesaikan secara baik,"katanya.
Peserta workshop adalah aktivis P2T-P2A Gresik dan Bawean, serta Komunitas Anak Gresik (KAG) digelar sehari di ruang pertemuan Fakultas Psikologis Universitas Muhammadiyah Gresik diawali penyajian makalah, dilanjutkan tanya jawab, kemudian praktek peserta secara langsung sebagai klien, kosoling, dan tim penilai. (bst)