Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Segera Tuntaskan Bandara Bawean
Masih Terganjal 15 Rumah Warga

Segera Tuntaskan Bandara Bawean
Masih Terganjal 15 Rumah Warga

Posted by Media Bawean on Rabu, 08 Februari 2012

Media Bawean, 8 Februari 2012


GRESIK – Tim Pemkab Gresik agaknya harus bertindak cak-cek (cepat) untuk bisa merealisasikan proyek bandara di Pulau Bawean. Sejak 2007, ternyata hingga sekarang proses pembebasan lahan belum beres juga. Padahal, infrastruktur bandara itu merupakan proyek prioritas agar akses dan potensi Boyan, sebutan lain Bawean, bisa lebih berkembang.

Sejauh ini masih berdiri 15 rumah warga yang belum berhasil dituntaskan. Namun, proses negosiasi tengah dimatangkan karena pemilik lahan meminta relokasi. ”Mereka sudah melunak, hanya minta tidak dirugi kan. Bulan ini, setelah cuaca membaik, kami segera ke sana untuk memastikan progres,” ujar Kabag Pemerintahan Umum Pemkab Gresik Tursilowanto Harijogi.

Total lahan yang dibebaskan mencapai 6,5 hektare dengan alokasi anggaran sekitar Rp 3,9 miliar. Menurut data satker pembangunan bandara Bawean Pemprov Jatim, landasan pacu (runway) yang sudah selesai mencapai 700 meter di antara rencana 1.200 meter. Sarana dan prasarana pendukung saat ini sedang dikerjakan. Estimasinya, sisa lahan yang akan dibebaskan itu digunakan untuk menambah landasan menjadi 900 meter dan tahap selanjutnya 1.200 meter. ”Semoga dapat beroperasi tahun ini,” ucapnya.

Bandara Pulau Bawean terletak di Tanjungori, Kecamatan Tambak. Rencana pembangunan bandara itu mulai muncul saat gubernur Jatim dijabat Imam Utomo. Keberadaan bandara tersebut diharapkan mempermudah akses dan memperpendek jarak tempuh Surabaya–Bawean. Dengan pesawat udara, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Kalau menggunakan kapal laut, perjalanan dari Gresik ke Bawean memakan waktu hingga delapan jam.

Wabup Gresik M. Qosim mengatakan, bandara akan potensial bagi transportasi warga. Terutama yang mayoritas bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut data, jumlah TKI asal Bawean yang bekerja di Malaysia sekitar 127.000 jiwa. Selama ini warga kerap mengalami kendala transportasi. Apalagi ketika cuaca perairan tidak bersahabat.

Maskapai penerbangan yang telah menawarkan diri untuk melayani rute Surabaya–Bawean pada 2013. Bahkan, pada akhir 2011, pimpinan Sky Aviation sudah melihat kondisi Bawean sekaligus melakukan survei pasar. ”Mereka berjanji mengoperasikan pesawatnya jika bandara bisa beroperasi tahun depan,” ujar Qosim.

Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Gresik Achmad Nuruddin menambahkan, maskapai penerbangan perintis lain yang juga berminat dengan rute Bawean adalah Merpati Nusantara Airlines (MNA). ”Ini memang khusus pesawat perintis karena kapasitas bandara kecil dan tidak bisa memuat pesawat berbadan lebar,” katanya. (zul/c9/hud)

Sumber : Jawa Pos, 08 Feb 2012
Kiriman : Ajib Ghufron

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean