Media Bawean, 18 April 2012
Zakariyah asal Kebunlaut, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, sebagai lulusan Program Penyetaraan D-2 PGSD Unesa masa pemerintahan KH. Robbach Maksum menjabat bupati Gresik, ditemuiMedia Bawean (rabu, 18//4/2012) merasa luka lama masih belum sembuh.
"Sangat sulit menghilangkan luka hatiku setelah merasa dibohongi oleh mantan bupati Gresik. Terusterang masuk PGSD di Gresik dengan harapan setelah lulus akan diangkat sebagai CPNS sesuai surat pernjanjian yang ditandatanganinya, tapi setelah lulus sampai sekarang nasibku bersama teman-teman lain belum ada kejelasan,"katanya.
"Sangat sulit menghilangkan luka hatiku setelah merasa dibohongi oleh mantan bupati Gresik. Terusterang masuk PGSD di Gresik dengan harapan setelah lulus akan diangkat sebagai CPNS sesuai surat pernjanjian yang ditandatanganinya, tapi setelah lulus sampai sekarang nasibku bersama teman-teman lain belum ada kejelasan,"katanya.
Ironisnya, dari 50 mahasiswa PGSD asal Pulau Bawean yang berkuliah di Gresik, banyak dari keluarga tidak mampu dengan menjual seluruh aset harta kekayaan yang dimilikinya.
Ketika membuka Program Penyetaraan D-2 PGSD pada 27 November 2002, KH. Robbach Maksum sebagai bupati waktu itu menjanjikan akan diprioritaskan sebagai CPNS di Kabupaten Gresik.
Menurutnya, sesuai surat perjanjian sebanyak 7 pasal, didalam perjanjian menyebutkan bahwa pihak kedua dalam hal ini Rektor Unesa, Haris Supratno, sepakat mendayagunakan dengan maksimal dari sejumlah lulusan Program Penyetaraan D-2 PGSD dan akan diprioritaskan untuk diangkat sebagai CPNS/Guru SD/MI bila ada formasi/rekrutmen.
"Setelah tidak ada kejelasan, teman-teman sepakat untuk melakukan unjuk rasa ke kantor Bupati Gresik. Sampai akhirnya ada intimidasi, jika aksi dilanjutkan maka kepala sekolah akan memecat bagi guru yang melakukan perlawanan,"pungkasnya.
"Merasa takut diintimidasi, akhirnya aksi berhenti tanpa ada kejelasan sampai sekarang. Sakit hatiku sampai sekarang belum terobati, mengenang masa lalu yang dibohongi,"ungkapnya.
Kini Zakariyah mengabdi di SDN 2 Lebak, Sangkapura, dengan pendapatan setiap bulannya memperoleh gaji Rp.100 ribu hingga Rp.200 ribu. (bst)