Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Meredam Ego Sentris
Gerakan Mahasiswa Bawean

Meredam Ego Sentris
Gerakan Mahasiswa Bawean

Posted by Media Bawean on Kamis, 17 Mei 2012

Media Bawean, 17 Mei 2012

Oleh : Muhyiddin eL-Febiens*


Dalam konteks perpolitikan di Indonesia, mahasiswa dianggap sebagai “kekuatan moral” yang sangat besar dalam menginjeksi dan mendorong transformasi politik yang terjadi. Mahasiswa selalu diharapkan untuk steril dari kepentingan-kepentingan pragmatis politik. Meski tak dapat dipungkiri bahwa sejak dulu tidak sedikit mahasiswa yang masih terjebak pada jalan pragmatisme tersebut.

Saat ini, Sangat penting bagi kita untuk melihat kembali peran dari mahasiswa Bawean. Mahasiswa sebagai aktor strategis harus mampu memiliki kemampuan untuk menginspirasi sebuah perubahan, dan mahasiswa dituntut untuk selalu tanggap terhadap segala permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, khususnya permaslahan bangsa Bawean.

Nah, jika kita mau memperluas lagi pemahaman kita tentang peran mahasiswa, kita akan menemukan dua peran penting yang harus dihandle mahasiswa untuk konteks saat ini. Pertama, mahasiswa diharapkan bisa menjadi gerakan politik untuk terus mengawal isu-isu tentang kebaweanan. Namun, dalam mengawal isu-isu tersebut gerakan mahasiswa harus menfokuskan kepada satu isu saja. Yaitu, isu substantif atau yang mempunyai resiko besar terhadap berjalannya perubahan Bawean sehingga konsentrasi dalam menyelesaikan persoalan tidak pecah dan bisa membuat Gebrakan yang tidak parsial. 

Kedua, mahasiswa juga diharapkan bisa melakukan gerakan-gerakan sosial. karena dengan Student Social Movement (Gerakan Sosial Mahasiswa) ini kita akan mendapatkan banyak sekali bidang yang harus dihandle oleh mahasiswa. Misalnya di bidang ekonomi, mahasiswa bisa mengadakan program-program pendampingan masyarakat dan pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan SDM masyarakat Bawean. Atau misalnya dalam bidang seni, Mahasiswa bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya seni Bawean untuk dipertahankan. Atau Bahkan, dalam sektor Pendidikan pun Mahasiswa bisa sangat berperan penting.

Namun, diatas tersebut hanyalah idelisme yang tidak akan pernah teralisasikan selama interen dari gerakan itu sendiri belum paham tentang arti “Persatuan”. Dan ketidakpahaman tersebut lah yang membuat Gerakan Mahasiswa Bawean (GERMABA) seringkali terpecah belah sehingga Mahasiswa Bawean secara keseluruhan selalu mengedapankan Ego Sentris (Ego Kedaerahan: menilai segalanya dari sudut diri sendiri). Akibatnya, mahasiswa generasi selanjutnya pun semakin antipati terhadap gerakan mahasiswa.

Nah, Ego Sentris ini yang harus kita buang jauh-jauh dari benak kita semua. Makhluk yang satu ini lah yang membuat gerakan mahasiswa Bawean selama ini Mandul. “Satu Teriakan Menuju Perubahan Bawean” yang pernah menjadi komitmen Persatuan Mahasiswa Bawean pun juga hanya berhenti di tataran dialog saja. Dalam prakteknya semuanya nihil. Lagi-lagi GERMABA mengalami perpecahan.

Perpecahan sudah menjadi semacam tradisi dalam GERMABA. Namun, semua yang telah terjadi tersebut jangan biarkan terulang kembali untuk generasi yang selanjutnya. Boleh dikatakan Generasi yang kemaren telah gagal dalam mempertahankan Persatuan tersebut dan Generasi baru harus melupakan semua itu. Sudah saatnya generasi baru GERMABA membuat sejarahnya sendiri.

Yang mempunyai peran penting dalam sebuah gerakan tentu saja adalah pemimpinnya. Sedangkan untuk mencari pemimpin yang sanggup untuk menjaga rasa persatuan mahasiswa Bawean itu sangat sulit sekali karena para pemimpinnya selama ini juga tidak pernah paham dengan apa yang diinginkan oleh GERMABA yang ada di berbagai Daerah. 

Selain itu, mandulnya gerakan mahasiswa saat ini memang karena disebabkan oleh datangnya hidonisme yang membuat mereka terus hanyut dalam gaya hidup yang cenderung foya-foya. Ya, mahasiswa Bawean saat ini cenderung berfoya-foya sehingga saat ini sudah jarang sekali terjadi diskusi-diskusi tentang kebaweanan di warung-warung kopi. 

Terakhir, bagaimana mengembalikan roh dari GERMABA tersebut? Sepertinya memang butuh sosok Avatar yang sanggup untuk menuju “Persatuan” kembali. Ketika Bawean berada dalam isu kehancuran, disitulah seorang Avatar akan datang. Mudah-mudahan.

*Mahasiswa Bawean di Yogyakarta

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean