Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Mimpi Bawean Menjadi Bali
Bisnis Wisata Kurang Menarik

Mimpi Bawean Menjadi Bali
Bisnis Wisata Kurang Menarik

Posted by Media Bawean on Kamis, 17 Mei 2012

Media Bawean, 17 Mei 2012 

Anis Hamim asal Pulau Bawean yang sekarang aktif di UNDP dihubungi Media Bawean (kamis, 17/5/2012) menilai alam Pulau Bawean tidak 'luar biasa' istimewa dibandingkan 6000 pulau di Indonesia lainnya.

Menurutnya, faktor sosio kultur Pulau Bawean yang tidak kondusif untuk bisnis pariwisata. "Bisnis pariwisata meminta kesediaan masyarakat untuk menerima tamu apa adanya,"katanya.

"Kebanyakan tamu tersebut adalah tourist yang biasanya tidak hanya mencari keindahan pantai atau pegunungan. Tapi juga berharap fasilitas hiburan pendukungnya. Biasanya 4 B: bar, bir, bra (kutang), dan bibir,"paparnya.

Anis Hamim memberikan kesimpulan, intinya bisnis pariwisata = bisnis maksiat.

"Setahu saya hanya Bali yang sukses di bisnis ini. Faktor utamanya karena masyarakat bali tidak punya konsep anti maksiat,"ujarnya.

"Sedangkan Batam hanya karena luberan dari Singapore. Itupun naik turun karena di 'ganggu' masyarakat setempat. Pariwisata Batam biasanya terpukul saat khususnya fasilitas karaoke dan 'judi' ditutup,"terangnya.

Putra Bawean yang menetap di ibu kota Jakarta memiliki keyakinan Pulau Bawean tidak bakalan siap untuk bisnis pariwisata.

"Kemasan wisata relegi tidak bisa dilakukan di Pulau Bawean, hanya di tanah suci Mekkah, Madinah atau negara Arab lainnya. Kecuali ka'bah bisa dipindah ke Pulau Bawean,"pungkasnya.

"Ada juga kayak di Depok Jakarta, membangun masjid mewah berkubah emas. Ternyata berhasil juga menarik kunjungan banyak orang. Atau membuat pembangkit listrik tenaga angin dan surya, sehingga bisa menarik untuk orang datang dan belajar,"tuturnya.

"Biaya sosialnya terlalu tinggi, bisa membayangkan tiap hari akan ada Kyai yang mengutuk bisnis pariwisata. Jika mereka melihat ada orang nyaris telanjang berjemur di pantai, berdua-duan lagi. Apalagi kalau muda mudi Pulau Bawean juga ikut-ikutan,"ungkapnya.

"Atau kalau mau, dikelola seperti kota judi genting highland Malaysia. Terbuka hanya untuk orang luar, terlarang bagi warga tempatan melayu. Itu juga diterapkan untuk kota judi pulau Marina Singapura, dibuka hanya untuk orang asing saja, bukan warga Singapura. Itulah kenapa tokoh-tokoh Islam Singapura tidak terlalu menentang,"jelasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean