Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Aktivis Bawean Mendesak PATTIRO
Mengkaji BBM Bersubsidi di Bawean

Aktivis Bawean Mendesak PATTIRO
Mengkaji BBM Bersubsidi di Bawean

Posted by Media Bawean on Kamis, 14 Juni 2012

Media Bawean, 14 Juni 2012 


Diskusi aktivis LSM di Pulau Bawean bersama Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) Gresik digelar rabu malam kamis (13/6/2012) bertempat di Hotel Intan Pulau Bawean.

A. Hilmi Fahruddin dari PATTIRO Gresik menjelaskan tujuan diadakannya diskusi untuk menindaklanjuti hasil Fokus Group Dioscussion (FGD) terkait Instrumen Pernilaian Integritas dan Akuntabilitas Program Pemerintah, yaitu BOS, Raskin dan Pupuk bersubsidi.

Hadir dalam pertemuan Baharuddin (Yayasan Darul Fikri), Ali Asyhar (PC. Lakpesdam NU), M. Yusuf (PNPM Sangkapura), Nazar dari Bawean Corruption Watch (BCW), Zubdaturrif'ah dan Nurul Hidayati (P2T-P2A Bawean), Wahid Zarkasi (Persatuan Mahasiswa Bawean) dan lain-lain.

Dalam diskusi, A. Hilmi Fahruddin menyatakan sudah melakukan 3 penelitian terhadap program pemerintah, hasilnya memperoleh instrumen pernilaian integritas dan akuntabilitas yang bisa dipergunakan untuk penelitian terhadap program pemerintah yang lain.

Penelitian melalui tahapan, diantaranya menggelar wokshop guna menyerap data bukan asumsi terhadap segala permasalahan, termasuk menghadirkan beberapa elemen sebagai pelaku ataupun penerima manfaat di masyarakat.

Baharuddin menyatakan pernilaian yang dilakukan PATTIRO termasuk wujud kongkrit dalam mensukseskan program pemerintah, sehingga penerima merasakan manfaatnya. Harapannya, menurut Baharuddin, "tolonglah PATTIRO Gresik melakukan penelitian terhadap BBM bersubdisi di Pulau Bawean yang kecenderungannya merugikan banyak warga sebagai subsidi,"katanya.

"Walaupun BBM bersubsidi, ternyata harganya lebih mahal dibandingkan daerah di Indonesia,"paparnya.

A. Hilmi Fahruddin merespon usulan akan disampaikan kepada tim PATTIRO Gresik.

Zubdaturrif'ah dari P2T-P2A Bawean mengatakan program BOS permasalahan paling utama terletak pada pencairan yang seringkali terlambat sampai berbulan-bulan lamanya. "Sistem monitoring serta pengawasan BOS sudah bagus, tapi permasalahannya terletak kepada pemerintah sebagai penyalurannya mengalami keterlambatan,"ungkapnya.

Nazar dari BCW dalam pertemuan menyatakan tertarik untuk menggunakan instrumen pernilaian di Pulau Bawean terkait program pemerintah. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean