Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » ’Mata Bolong’ Bupati Gresik,
Dendam Politikah?

’Mata Bolong’ Bupati Gresik,
Dendam Politikah?

Posted by Media Bawean on Jumat, 08 Juni 2012

Media Bawean, 8 Juni 2012

Oleh: Asepta YP. (Pemerhati Bawean)*


KASUS bolongnya gambar mata Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto di spanduk Pekan Olahraga dan Seni Ma'arif (Porsema) XI/2012 Bawean cukup menarik dan lucu jika dicermati. Terlepas dari sengaja atau tidak, kejadian tersebut bisa saja diinterpretasikan sebagai bentuk bahasa politis sebagian warga Bawean.

Beberapa fakta bisa diambil dari ‘karya’ di spanduk tersebut. Lubang yang ada di gambar dua mata Sambari paling besar di antara lubang-lubang lainya, sedangkan ukuran dan bentuk kedua lubang itu nyaris simetris. Kondisi inilah yang kemudian memicu dugaan kesengajaan seperti yang dilontarkan Camat tambak Suropadi. Apalagi jika dibandingkan dengan gambar Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf --yang tepat di sebelah kanan spanduk-- bisa dikatakan bersih dari lubang.

Dari fakta tersebut sudah memunculkan sedikit gambaran siapakah pembuat lubang tersebut jika memang disengaja. Ditambah lagi fakta latar belakang Ma’arif selaku pemasang spanduk yang notabenenya dari golongan Nahdlatul Ulama (NU).

Jika kembali ke Pemilihan Bupati (Pilbup) Gresik tahun 2010, suara Bawean baik di Kecamatan Tambak maupun Sangkapura dimenangkan telak oleh Husnul Khuluq, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Gresik sekaligus Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik saat ini. Suara di Bawean dimenangkan oleh Khuluq tanpa harus menggelar coblos ulang seperti sembilan kecamatan lainnya kala itu.

Itu bukti jika Bawean kala itu menjadi kantong suara Khuluq, karena memang kaum Nahdliyin di Pulau ‘Putri’ Bawean mendominasi. Justru orang akan bertanya-tanya jika seandainya suara Bawean dimenangkan Sambari dari Partai Golkar yang notabenenya golongan nasionalis. Tapi hasil akhir, Khuluq yang pada pemilihan pertama unggul, posisinya dibalik oleh Sambari setelah coblos ulang di sembailan kecamatan. Alhasil, Sambari yang terpilih menjadi Bupati Gresik periode 2010-2015. Lalu, apakah benar kasus spanduk tersebut karena dendam politik? Wallahualam

Dugaan jika bolongnya gambar mata Bupati Gresik disengaja semakin menguat ketika melihat gambar Gus Ipul --panggilan akrab Wagub Jatim Saifullah Yusuf--. Hanya ada satu lubang di gambar bagian dada, sedangkan gambar wajahnya bersih. Tidak adanya lubang di gambar wajah Gus Ipul yang juga mantan Ketuan Umum GP Ansor itu bisa dipastikan disengaja, apalagi jika diperhatikan huruf demi huruf di spanduk cukup bersih. Bolongan hanya ada di space kosong di sela-sela huruf, sehingga baik wajah Gus Ipul maupun hurufnya terbaca dengan baik.

Kasus spanduk itu memang kelihatan sepele, tapi sepatutnya tetap disikapi bijak seperti yang dilakukan Ketua LP Ma'arif Cabang Bawean, Halim Alhasy yang meminta maaf atas kejadian tersebut. Jika interpretasi itu betul, mengindikasikan jika kemenangan Sambari pada Pilbup lalu belum sepenuhnya diterima dengan lapang dada oleh warga Bawean, dan belum didukung 100% kepemimpinannya.

“Lubang di gambar mata Sambari mungkin saja tidak disengaja seperti apa yang disampaikan Halim Alhasy, tapi memasang spanduk dengan gambar mata Sambari bolong itulah yang disengaja!”

Karena itu, Sambari harus membuktikan jika kepemimpinannya bisa lebih baik dari orang NU sendiri. Wilayah Gresik memang tidak hanya Bawean saja, tapi pembangunan di Kota Santri ini yang paling tertinggal adalah Pulau Bawean. Mengutip kalimat politisi PDI Perjuangan Kab. Gresik, Hadi Kusono, jalan di Bawean saja seperti sungai kering. Padahal potensi di Bawean cukup menjanjikan jika mampu dikelola dengan maksimal. 

*Radaktur Surabaya Post

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean