Media Bawean, 15 Juni 2012
Demam sepak bola piala Eropa di Pulau Bawean tetap terjangkau meskipun parabola sudah diacak oleh pihak penyelanggaran melalui stasiun TV di dalam negeri. Solusi alternatifnya, parabola milik warga dihubungkan dengan stasiun TV di China.
Jangan heran bila menonton siaran langsung piala eropa di Pulau Bawean, ternyata reporternya berbahasa China.
Abdul Hamid sebagai tekhnisi parabola di Pulau Bawean, sejak dimulainya pertandingan sepak bola piala eropa kebanjiran job untuk mengubah chanel TV ke stasiun di China.
Menurutnya, sangat kewalahan melayani permintaan warga untuk mengubah frekuwensi ke stasiun di China disebabkan demam sepak bola piala Eropa melanda Pulau Bawean. "Setiap harinya, ada sekitar 50 permintaan untuk mengubah ke siaran langsung TV China,"katanya.
"Alhamdulillah pendapatan tak terduga didapatkan dari jasa mencarikan chanel stasiuan TV China, setiap hari bisa mendapatkan ratusan ribu rupiah dengan tidak menentukan tarif atau seikhlasnya,"jelasnya.
"Warga Pulau Bawean tetap menyukai meskipun bahasanya tidak dimengerti, alasannya tetap bisa menonton sepak bola walaupun melalui stasiun luar negeri,"ujarnya.
"Banyak jalan menuju roma, diacak didalam negeri ternyata bisa mengakses melalui negera lainnya,"paparnya.
Ramli sebagai penggemar sepak bola menyatakan sejak pertama siaran langsung sepak bola piala Eropa sudah menggunakan stasiun China sebagai chanel untuk menonton."Setiap malam selalu ramai warga menonton bareng untuk menyaksikan sambil menikmati minuman kopi,"pungkas pemilik warung kopi dekat kantor kecamatan Sangkapura.
Kesimpulannya walaupun melalui stasiun dalam negeri diacak, ternyata melalui stasiun luar negeri tetap bisa menonton. (bst)
