Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Pak Bupati, Kita Butuh Kapal

Pak Bupati, Kita Butuh Kapal

Posted by Media Bawean on Senin, 23 Juli 2012

Media Bawean, 23 Juli 2012 

Oleh : Iqbal Saymyma 

Mudik adalah sesuatu yang rutin terjadi ketika mendekati hari raya idul fitri, banyak orang Bawean yang merantau berbondong-bondong pulang kampung hanya untuk mengobati rasa rindu pada keluarganya masing-masing. Baik itu dari luar Negeri seperti Malaysia, Singapore, Australia dll ataupun dari dalam negeri, seperti Jakarta, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Gresik dan lain sebagainya. Para pemudik tersebut biasanya terdiri dari antri, mahasiswa, pegawai egeri & swasta, pengusaha, pejabat dan TKI yang mengadu nasib di Negeri tetangga.

Kini ramadhan telah tiba dan mudik seharusnya bisa membuat masyarakat Bawean gembira karena akan berjumpa dengan keluarga yang ada di Bawean. Namun, sejauh ini selalu terkendala oleh masalah klasik yaitu permasalahan kapal.

Sedangkan pemerintah selalu angkat tangan terhadap permasalahan Bawean yang satu ini. Bahkan, pemerintah hampir tidak pernah melakukan persiapan atau langkah strategis dalam mengantisipasi lonjakan penumpang Gresik-Bawean. Kalaupun ada, hampir tidak pernah dipublikasikan kepada publik, baik itu melalui surat kabar atau melalui media online seperti Media Bawean.

Tak heran jika Masyarakat Bawean terus dilanda perasaan resah dan gundah ketika mendekati lebaran karena pada waktu mau mudik sangat sulit untuk mencari tiket kapal. Bahkan, harganya pun melambung tinggi hingga 250 ribu-300 ribu (jawapos hal.38, tanggal 13 juli 2012) dua kali lipat dibanding harga normalnya. Semua itu terjadi karena sampai saat ini masyarakat Bawean hanya dilayani oleh satu kapal saja sehingga sering sekali over capasity. Kapal yang terbatas 340 penumpang tersebut pada saat menjelang lebaran bahkan seringkali dipaksa untuk memuat 500 penumpang, terutama pada saat arus balik dari Bawean-Gresik. Tentu hal ini sangat ironis sekali mengingat keselamatan penumpang kapal.

Melihat hal itu, bagaimana langkah antisipasi PEMDA Gresik terkait arus mudik lebaran 2012 ke Pulau Bawean? Apakah akan tetap tergantung pada satu kapal saja? Sehingga orang-orang dibiarkan berdiri berdesak-desakan di ruang ekonomi, sampai-sampai mau buang air kecilpun tak bisa karena terlalu banyak orang. Melihat pemandangan tersebut, saya pun merasa kasihan, ngeri sekaligus geli.

Selain itu, bulan lebaran sekarang ini tepat pada bulan agustus, yang mana angin timur sedikit lebih kencang dan tak menentu dibanding bulan lainnya sehingga kapal yang tersedia tidak boleh berangkat karena ombaknya mencapai tinggi diatas 2 meter. Belum lagi penjualan tiket yang terkesan amburadul karena sistem yang diterapkan seringkali tak berpihak pada rakyat kecil. Praktek percaloan tiket pun kian marak terjadi karena sistem tiketing yang dipakai sekarang ini tidak efektif dan cenderung merugikan penumpang/rakyat. Oleh karena itu, perlu dirubah dan diganti dengan sistem yang lebih efesien dan efektif.

Terkahir, kepada pemangku kebijakan yang dalam hal ini Bupati Gresik dan staf-stafnya diharapkan bisa membuat kebijakan/keputusan baru dengan secepat mungkin terkait arus mudik lebaran 2012 ke pulau Bawean. Dan jika boleh memberi masukan untuk PEMDA Gresik, ada beberapa catatan yang harus segara menjadi kebijakan dan dilaksanakan terkait mudik lebaran ke Bawean :

1. Datangkan kapal tambahan/bantuan yang berkapasitas lebih dari 500 penumpang dan tentunya yang tahan hantaman ombak agar bisa memberikan kenyamanan terhadap pemudik/rakyat yang ingin pulang ke Pulau Bawean.

2. Sistem tiketing/penjualan tiket harus dirubah. Penjualannya hanya melalui satu pintu/atap saja agar bisa meminimalisir praktek percaloan yang marak terjadi. Dalam hal ini, semua tiket bisa dijual di kantor peyedia kapal tersebut atau di loket terminal dengan cara menambah loket yang tersedia. Misalnya, bisa dibuat 4 loket. Maka, jika kapasitas penumpang 340 berarti setiap loket akan mengeluarkan 85 tiket dalam satu kali pemeberangkatan kapal. Dengan begitu, tidak sampai satu jam tiket pasti akan ludes terjual. Menurut saya, sistem Ini sangat efektif untuk diterapkan. Walaupun sistem kapal ini adalah hak dari peyedia layanan kapal/investor, pemerintah harus tetap intervensi dalam sistem pembelian tiket kapal tersebut.

3. Kepada Adpel Gresik, Dishub, pejabat yang berwenang lainnya, jika kapasitas penumpang kapal sudah sesuai, maka penumpang tidak boleh terus dimasukkan terutama pada arus balik dari Bawean ke Gresik. Semua ini demi keselamatan dan keamanan pelayaran karena biasanya tahun-tahun sebelumnya sering over capasity dari Bawean menuju Gresik.

Selamat menunaikan ibadah puasa untuk umat islam seluruh dunia, dan wabil khusus kepada saudara-saudara Bawean yang ada diseluruh penjuru dunia, semoga kita bisa mudik ke Bawean dengan aman, terlayani secara baik, selamat sampai kampung halaman dan bertemu keluarga dengan penuh kebahagiaan dan Semoga pemimpin kita/Bupati Gresik dan pembantu-pembantunya menemukan solusi cerdas dan terbuka untuk kenyaman, keselamatan, serta keamanan terhadap masyarakat Bawean menuju kampung halamannya yakni Pulau Bawean tercinta. Amin Amin Amin Ya Rabbal Alamin. 

Aktivis Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB) Se-Nusantara

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean