Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Tradisi Maulid Nabi di Bawean
Angkatan Besar Bermodal Keikhlasan

Tradisi Maulid Nabi di Bawean
Angkatan Besar Bermodal Keikhlasan

Posted by Media Bawean on Sabtu, 26 Januari 2013

Media Bawean, 26 Januari 2013 


Maulid Nabi Muhammad SAW. di Pulau Bawean mulai diselenggarakan sejak kemarin (kamis, 24/1/2013). Tempat-tempat ibadah, seperti masjid dan mushollah ramai didatangi warganya untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhamamad SAW.

Tradisi maulid di Pulau Bawean bisa digolongkan teristimewa bila dibandingkan daerah lain, untuk merayakannya perlu modal besar disertai keikhalasan dengan mengangkat angkatan.

Bagaimana respon M. Natsir Abrari sebagai Budayawan kondang asal Pulau Bawean? berikut hasil liputan Media Bawean mewawancarainya:

Saya kurang tahu di tempat lain, karena saya tidak mendata keliling Pulau Bawean. Tapi secara garis besar hampir di kecamatan Tambak dan kecamatan Sangkapura angkatannya meningkat.

Meningkat dalam arti kata kesemarakan, keindahan, kemewahan dan nilai harga.

Pada umumnya panitia membatasi hanya masalah ukuran tempat (besaran Galon Beldi umumnya 2 galon dan tinggi tonggul dari dasar beldi), tapi umumnya angkatan masyarakat besar-besar senilai minimal Rp.500ribu sampai dengan Rp. 3juta.

Hal ini bisa terjadi karena diatas beldi yang 2 galon diberi lagi hiasan bambu yang di buat melingkar melebar dengan hiasan bunga-bunga kertas sehingga nampak indah.

Memang ada juga, saya dengar dibeberapa tempat karena dengan alasan mau membangun masjid sehingga meminta sumbangan uang dengan tidak mengangkak beldi molodan.

Secara pribadi sebagai budayawan, saya kurang setuju itu karena kalau kebiasaan tidak bermolod dengan alasan pembangunan itu terus terjadi. Saya khawatir budaya angkaan dengan segala keindahan pernak-perniknya akan lenyap dari Pulau Bawean.

Memang kalau di total semua biaya molod se-Bawean bisa milyaran rupiah, tapi mari kita coba minta tidak usah ngangkak tapi di minta uangnya saja . Insya Allah, yang biasa ngangkak nilai jutaan dan ratus ribu tidak bakalan menyumbang uang sebanyak itu.

Karena hati wanita, kaum ibu sulit kita jajaki apa lagi ini demi menghormati Nabi yang telah memerdekakannya dari kungkungan jajahan kaum pria.

Cuma harapan saya alangkah baiknya kalau jauh hari, misalnya 6 bulan sebelumnya mengadakan rapat para kades, para kiai takmir Masjid dan tokoh masyarakat se-Bawean untuk bisanya menyeragamkan tempat angkatan berupa BEKOL atau BUDEK.

Sehingga bisa menumbuhkan ekonomi para pengrajin di masyarakat Pulau Bawean sendiri dan uang tidak tersedot ke pabrikan di jawa.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean