Media Bawean, 30 Maret 2013
Bukan hanya Basri yang merasa kecewa atas pelayanan Puskesmas Tambak, ada 2 pasien asal kecamatan Tambak yang sedang menjalani perawatan di Puskesmas Sangkapura, ketika ditemui Media Bawean (jum'at, 29/3/2013) mengaku hal yang sama, yaitu kecewa.
Dafi (30 th.) asal Tambak Tengah yang sedang menunggui putra kesayangannya bernama Fakhiruz Zain (7 th.) yang sedang sakit Demam Berdarah (DBD) mengaku kecewa atas pelayanan di Puskesmas Tambak.
Kenapa kecewa? "Sebelum masuk di Puskesmas Sangkapura (selasa, 26/3/2013), sudah diperiksakan ke Puskesmas Tambak tapi tidak diperiksa secara serius, hanya diketuk perutnya lalu diberi parasitamol,"jawabnya.
"Untungnya ada teman yang memberikan nasehat agar diperiksakan secara serius dan sarankan agar dirawat ke Puskesmas Sangkapura. Alhamdulillah hasilnya sekarang sudah membaik dan badannya sudah kembali dingin,"paparnya.
Terus terang menurut Dafi, seandainya di Puskesmas Tambak ada dokternya, tentunya akan dirawat inap di Tambak saja.
Sedangkan Dewi yang mengaku sebagai bibinya Fakhirus Zain menyatakan sarana dan prasarana di Puskesmas Tambak memang serba kekurangan, seperti labotarium tidak ada, ditambah sekarang tidak ada dokternya.
Hal senada diungkapkan oleh Ismail (35 th.) yang mengaku rumahnya berada di depan Puskesmas Tambak. "Berhubung di Puskesmas Tambak tidak ada dokternya, sehingga anakku dirawat di Puskesmas Sangkapura,"terangnya.
Putri Maulidiyah (4 tahun) adalah putri dari pasangan Ismail dengan Nur Khasanah menderita penyakit sesak nafas. Masuk ke Puskesmas Sangkapura sejak hari kamis malam jum'at (28/3/2013).
Sebenarnya menurut Ismail sejak lama ingin mengadu tentang minimnya pelayanan di Puskesmas Tambak, "tapi kepada siapa harus mengadu?,"ungkapnya dengan tanda tanya. (bst)
