Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Mimpi Indah Menyambut Rombongan
Wisatawan Asing Di Pulau Bawean

Mimpi Indah Menyambut Rombongan
Wisatawan Asing Di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Senin, 15 April 2013

Media Bawean, 15 April 2013 

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori Umum


Nama Penulis : Sadiman
Alamat : Perum Griya Karya Giri Asri Blok BB-08 
Kedanyang, Kecamatan Kebomas, Gresik 

Pekerjaan : PNS di Kantor Pemkab Gresik
Email : ffmaulana@gmail.com

Beberapa saat yang lalu Pemerintah Kabupaten Gresik meraih The best of the year on achievement of tourism development. Anugerah wisata terbesar tingkat Jawa Timur tersebut diterima Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto pada Malam Anugerah wisata Jawa Timur Sabtu (8/12/2012) di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Kiranya sangat pantas dan tak berlebihan jika Pemerintah Kabupaten Gresik dalam hal ini Bupati Gresik menerima penghargaan itu. Karena komitmen Pemerintah dibawah kepemimpinan Sambari-Qosim ini memang sangat getol ingin menunjukkan keindahan Panorama Bawean kepada dunia luas. Diberbagai kesempatan, baik itu secara terbuka di depan massa maupun secara khusus apabila ada kunjungan tamu Pemerintah. Dapat dipastikan Bupati maupun Wakil Bupati Gresik selalu menyampaikan keindahan panorama Pulau puteri tersebut.

Bahkan saat Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Mr. Joaquin F. Monseratte yang pada September 2012 lalu datang menemui Bupati Gresik. Sang Konjen tampak serius memperhatikan ketika Bupati menjelasakan tentang indahnya Pulau Bawean. Bupati menceritakan tentang betapa indahnya Pulau yang terletak 80 mil dari daratan Gresik ini. Kemudian dia menyebutkan beberapa obyek wisata di Bawean. Danau Kastoba, Pantai Mayangkara, Pasir putih Sukaoneng, Pantai Selayar serta puluhan tempat indah lain. “Bahkan pasir putih yang ada di Pulau Noko adalah pasir yang benar-benar putih. Dan lebih putih dari yang lain. Bukan hanya itu, kekayaan laut Pulau Bawean tak dipunyai oleh Pulau lain di Indonesia”, katanya.

Mendengar cerita Bupati tersebut, Mr. Joaquin F. Monseratte tertarik dan menyatakan, suatu saat apabila ada kesempatan akan berkunjung untuk menikmati Pulau Bawean. Mendengar pernyataan Sang Konjen, Bupati berjanji siap mengantarkan Sang Konjen untuk berkeliling Bawean. Tentu disini keinginan Konjen tersebut tidak serta merta segera bisa terwujud dalam waktu dekat. Mengingat kondisi transportasi saat ini yang kurang mendukung untuk orang sekelas Mr. Joaquin F. Monseratte. Tak hanya itu, penginapan juga harus mendukung apabila Mr. Joaquin F. Monseratte akan membawa serta teman-temannya yang memang buka orang sembarangan. Pasti yang diinginkan Mr. Joaquin F. Monseratte adalah sebuah paket wisata yang eksklusif. Hal ini perlu dipikirkan lebih dalam tentunya dari kacamata bisnis dan investasi.

Berbicara masalah bisnis pariwisata, kita jangan hanya berpikir tentang angkutan, hotel dan obyek wisata. Tapi harus secara komprehensip yang berhubungan dengan semua yang mendukun sektor pariwisata tersebut. Selain angkutan, hotel dan obyek wisata yang tidak kalah pentingnya adalah budaya masyarakat setempat. Kami mencontohkan Pulau Bali. Masyarakat Pulau Bali sadar betul bagaimana melaksanakan budaya kehidupan disana. Hampir semua tata kehidupan disana bisa ‘dijual’. Mulai dari ritual keagaamaan, kegiatan masyarakat bahkan ritual kematianpun bisa laku keras. Sebut saja Ngaben, dan makam tradisional di desa Trunyan. Sebenarnya bukan tradisinya yang unik, tapi masyarakatlah yang open serta bisa mengemas untuk menjadi obyek wisata.

Visit Bawean Years to Bawean Island adalah sebuah perjalanan panjang. Memang, untuk mensejajarkan antara Pulau Bawean dan Pulau Bali masih butuh beberapa upaya. Kendati obyek wisata yang ada tak kalah dengan obyek wisata yang ada di Pulau Bali, namun perlu ada sentuhan khusus untuk menampilkan sebuah kemasan obyek wisata yang khas untuk bisa dijual menjadi suguhan wisata. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh Pemilik modal yang mempunyai jiwa entrepreneurship kepariwisataan. Selain itu, Budaya masyarakat setempat juga harus bisa mendukung seperti halnya masyarakat Bali. Tentu saja dengan tidak meninggalkan kaidah yang ada. Masyarakat harus lebih berpandangan ke depan untuk kemajuan bersama. Jangan sampai mempertentangkan hal yang kecil yang kurang berarti, sehingga Investor enggan masuk.

Sebuah harapan besar apabila Lapangan Terbang Bawean telah selesai. Lapangan terbang yang ada di desa Tanjungori Kecamatan Tambak Pulau Bawean inimemiliki landasan pacu (runaway) sepanjang 1.200m. Tentu harapan besar akan menambah nilai lebih untuk Pulau Bawean. Konon landasan pacu sepanjang 1.200 m bisa didarati pesawat terbang yang memiliki 18 seat. Bahkan ada rencana dari Pemerintah Daerah landasan pacu (Runaway) Lapangan Terbang Bawean akan ditambah menjadi 1.500 m. Tentunya dengan keadaan itu maka lapter tersebut bisa dilandasi pesawat berpenumpang 40-50 orang.

Kami membayangkan rombongan turis-turis asing turun dari pesawat, lalu mereka berjemur di pantai. Membakar ikan bersama dan berselancar. Beberapa diantaranya menikmati permainan pantai. Di angkasa Bawean juga nampak wisatawan yang menikmati terbang layang dan terjun payung.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean