Media Bawean, 7 Agustus 2013
Keceriaan wajah pemudik tujuan Pulau Bawean sontak terpancarkan setelah memperoleh informasi ada kapal bantuan dari PT. Dharma Lautan Utama. Sebelumnya para calon penumpang yang umumnya bertujuan berlebaran di kampung halaman, sempat dibuat gelisah atas adanya larangan oleh petugas Adpel Gresik yang melarang kapal cepat beroperasi sehubungan gelombang tinggi sesuai hasil prakiraan BMKG.
Tadi malam (selasa malam rabu, 6/8/2013), sebanyak 861 penumpang dewasa dan 33 penumpang anak-anak telah diangkut oleh kapal Kirana III dari Pelabuhan Gresik tujuan Pulau Bawean. Berangkat sekitar jam 22.30 WIB, dari Pelabuhan Gresik, dan tiba di Pelabuhan Bawean sekitar jam 05.00 WIB. (rabu, 7/8/2013).
Keberangkatan kapal Kirana III termasuk kapal terakhir untuk arus mudik sebelum lebaran tujuan Pulau Bawean. Kapal akan kembali beroperasi setelah pasca hari raya idul fitri.
Sebelumya PT. Dharma Lautan Utama (DLU) juga memberangkatkan KM. Dharma Kecana dari Pelabuhan Tanjung Perak tujuan Pulau Bawean, dengan mengangkut sekitar kurang lebih 700 penumpang.
Handoko asal Kepuhteluk yang menetap di Gresik, dihubungi Media Bawean mengaku pulang tujuannya untuk berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. Menurutnya, kapal bantuan sangat butuhkan disaat situasi dan kondisi gelombang tinggi seperti sekarang ini.
"Semestinya ada informasi sebelumnya, agar tidak membuat gelisah para pemudik tujuan Pulau Bawean. Sehingga calon penumpang merasa nyaman tidak merasa khawatir dengan keadaan seperti sekarang,"katanya.
"Untuk arus balik, juga perlu ada antisipasi sejak dini jika nantinya terjadi kembali gelombang tinggi,"pintanya dengan tegas.
Syarifuddin Rauf sebagai mantan Koordinator KOBAR yang menetap di ibu kota Jakarta, menyatakan Pulau Bawean adalah Indonesia Mini. "Kebijakan pemerintah kabupaten Gresik dalam hal transportasi Bawean - Gresik adalah contoh dari cara Indonesia menangani hal-hal yang sama dan berulang setiap tahun,"terangnya.
"Tidak ada kemajuan dan tidak ada perubahan. Dengan skala yang lebih besar, ini sama dengan proyek abadi jalur pantura di Jawa,"paparnya dengan nada kecewa berat. (bst)