Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Laporan Perjalanan (2)
Hari Pertama Di Malaysia

Laporan Perjalanan (2)
Hari Pertama Di Malaysia

Posted by Media Bawean on Sabtu, 28 Juni 2014

Media Bawean, 28 Juni 2014

Oleh Baharuddin (Ketua Yayasan Darul Fikri)
Seremban, 23 Juni 2014

Pesawat Airasia Malaysia nomor penerbangan AK 0363 mendarat dengan mulus di Kuala Lumpur International 2, Sepang, tepat pukul 23.36 waktu setempat. Penerbangan Juanda Surabaya – Kuala Lumpur detempuh 2 jam 46 menit. Perjalanan dari pintu pesawat sampai tempat pemeriksan passport ditempuh sekitar 30 menit, hal ini menandakan betapa luasnya lapangan terbang tersebut. Di pintu keluar, sudah menunggu bapak Hadzri yang biasa dipanggil Abang Ayi dan puteranya Zed Izrik serta menantunya, Siti. Abang Ayi adalah suami dari Kak Ayu, pemilik nama Encik Fatimah Syarkawi. Kak Ayu inilah yang mengundang ustadz-ustadzah SDIT Al-Huda untuk studi banding ke Malaysia atas sponsor Prof. Dr. Datuk Murad. Setelah memperkenalkan anggota rombongan satu persatu dengan singkat, kami memasuki mobil. Ada dua mobil yang membawa rombongan. “Jarak antara Sepang – Seremban ditempuh sekitar satu jam”, kata abang Ayi. Di malam itu, jalan sangat sepi. Apalagi jalan sangat lebar dan sangat mulus, membuat mobil laju sangat kencang tanpa hambatan. 


Pukul 02.30 waktu Malaysia. berarti sudah masuk tanggal 22 Juni 2014. Rombongan tiba di rumah Kak Ayu di kawasan Taman Paroi Jaya Seremban negeri Sembilan. Kak Ayu menyambut kami di depan pintu dengan senyum lebar. Di ruang tamu sudah tersaji sandwich dan minuman teh untuk kami santap. Setelah itu, rombongan dipersilakan masuk ke kamar masing-masing. Rehat.

Pagi, Abang Ayi mengajak penulis mengenal lingkungan rumah. Ini penting karena rombongan akan tinggal disini selama satu bulan. Dimulai dari bagian dalam, rumah ini cukup besar dan mewah. Terdiri dari dua lantai. Lantai atas terdiri dari lima kamar dan lantai bawah tiga kamar. Masih ada ruang tamu,dan ruang makan yang cukup luas. Juga dapur, gudang dan tempat menjemur pakaian. Setiap kamar dilengkapi dengan air condition dan kipas angin yang cukup besar. Bahkan di ruang tamu – disamping udara pendingin -- juga dilengkapi empat kipas angin baling-baling yang cukup besar. Setiap kamar terdapat kamar mandi dengan air panas dan dingin. “Kita benar-benar berada di hotel bintang”, kata ustadzah Rinawati. Benar. Disamping fasilitas itu, setiap peserta disediakan handuk besar, sikat gigi, dan tentu saja sabun cair dan shampo dari berbagai merk.

Kemudian, Abang Ayi mengajak penulis berkeliling rumah. Halamannya sangat asri. Ada garzebo, beraneka bunga dan pepohonan tumbuh disekeliling rumah itu. Rumputnya terawat. Di teras depan diparkir tiga mobil dari berbagai jenis dan dua motor gede. Untuk membuka dan menutup pintu dilakukan dengan menggunakan remote. 


Pukul 11.30, kak Ayu mengajak penulis dan rombongan ke kampong Boyan – masih di kawasan Seremban -- untuk menghadiri kegiatan Tahlilan. “Ini tahlilan untuk mengenang kakak” kata kak Ayu. Kenduri ini sengaja diundur pelaksanaannya agar ustadz-ustadzah dapat menghadirinya. Dikatakan kampong Boyan, karena dikawasan tersebut dulu banyak dihuni oleh perantau Bawean.

Menghadiri acara tahlilan tersebut, serasa ada di Bawean. Sejumlah tamu yang hadir, memang berasal dari Bawean : dari desa Kalompang Gubug, Sokaoneng dan lain-lain. Sebagia besar dari mereka tidak pernah ke Bawean. Bahkan, ayah dan ibu mereka pun tidak pernah berkunjung ke Bawean. Walau secara patah-patah, mereka masih bisa berbicara bahasa Bawean. Hidangan yang disajikan dalam tahliln tersebut sangat mewah dengan berbagai macam masakan dan minuman. Menjelang asar penulis dan rombongan kembali ke lorong Cendrawasih tempat menginap. 


Malam, seusai shalat maghrib, kembali penulis dan sebagian anggota rombongan diajak menghadiri acara kenduri, disuatu rumah mewah — tapi masih di kawasan Seremban. Seusai tahlilan, makan bersama dengan menu beraneka ragam masakan dan minuman seperti tahlilan di kampong Boyan tadi. Pukul 10.00 malam penulis kembali, berkumpul di garzebo dengan anggota rombongan, bercanda dengan kak Ayu, abang Ayi dan anggota keluarga lainnya. Malam itu, juga datang sejumlah keluarga anggota peserta rombongan. (Bersambung)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean