Media Bawean, 12 April 2015
Pendidikan di Malaysia ternyata lebih memberikan kemudahan kepada anak negerinya untuk menekuni dunia belajar. Segala sesuatunya diberikan kemudahan, termasuk pembiayaan pendidikan ditanggung oleh negara bagi anak negeri yang berprestasi, serta memberikan pinjaman pembiayaan bagi kurang berprestasi untuk melanjutkan studi sampai lulus perguruan tinggi.
Sedangkan di Indonesia, untuk melanjutkan sekolah tinggi dibutuhkan modal besar tanpa memperhatikan kondisi ekonomi rakyatnya.
Helman (57 tahun), asal desa Kebuntelukdalam, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik menyatakan bersyukur telah berhijrah atau merantau ke negeri jiran Malaysia. Akhirnya seluruh anaknya berjumlah 5 orang telah berhasil lulus menekuni sekolah tinggi. Diantaranya anaknya telah menyelesaikan kuliah di Madinah dan Mesir.
Seluruh pembiayaan anaknya bersekolah ditanggung oleh negera Malaysia, termasuk pinjam kepada negara yang nantinya setelah lulus akan dijamin mendapatkan kerja.
Lain halnya di negara kita, ingin bersekolah mutlak diperlukan modal uang yang banyak jika ingin menekuni pendidikan tinggi. Setelah lulus juga belum ada jaminan mendapatkan kerja, masih sibuk mencarinya.
Sesuai pengakuan anaknya, Helman menuturkan bahwa mereka bersyukur orang tuanya merantau ke negeri jiran Malaysia, akhirnya bisa menekuni pendidikan tinggi sampai lulus dan mendapatkan kerja.
Helman mulai masuk negeri jiran sejak tahun 1980 pada usianya 22 tahun. Selama 2 tahun di negeri jiran, lalu pulang kampung dan menikah denga gadis pilihannya. Selanjutnya kembali ke Malaysia, yang awalnya menetap di JKR dekat Larkin mulai tahun 1982 sampai 1990. Rumah setinggan digusur oleh pemerintah, akhirnya sepakat bersama warga lainnya menetap di Tiram, Batu 18 Johor Bahru, Malaysia. (bst)
