Media Bawean, 29 Agustus 2015
Minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik terhadap kekayaan alam di Pulau Bawean mulai terasa. Bagaimana tidak, buah sukun asli Bawean yang memiliki rasa lebih manis kini menjadi ikon kota lain. Bahkan, saat ini keberadaan pohon sukun di pulau utara Gresik ini semakin sulit ditemui.
Hatman, salah satu warga Tambak mengatakan sangat disayangkan bila sukun, di Pulau Bawean sudah berkurang karena tidak dikembangkan. Dirinya khawatir buah khas Bawean ini nanti akan punah. “Setiap ada tamu dari luar Pulau Bawean, selalunya minta oleh-oleh sukun untuk keluarganya di rumah,” paparnya.
Menurut dia, buah sukun Pulau Bawean memiliki rasa khas tersendiri yang membedakan dengan daerah lain. “Sukun disenangi karena buah yang matang sangat manis dan lembut di lidah. Kalau dibuat keripik rasanya sangat gurih,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT. Petanian, Perkebunan dan Kehutanan Bawean Lailatul Mukarromah, menyangkal bila buah sukun dikhawatirkan punah. “Buktinya hampir di setiap desa masih banyak tanaman buah sukun,”tegasnya.
Meski begitu, pihaknya tidak menampik jika ada informasi buah sukun dari Pulau Bawean sudah dikembangkan di daerah lain, yaitu mengambilnya lalu ditanam di daerahnya. “Untuk mengantisipasi adanya pengakuan dari daerah lain, ke depan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan kabupaten Gresik akan mengembangkan tanaman sukun di Pulau Bawean,” terangnya.(bst)