Media Bawean, 11 Agustus 2015
Wali murid di Pulau Bawean mempertanyakan proses penyaluran dana Bantuan
Siswa Miskin (BSM). Mereka menuding, penyaluran dana BSM kurang transparan dan tidak ada laporannya.
Rifa’e, 40, warga Dusun Tajung, Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura mengaku, dia dikibuli oleh pihak sekolah dalam penyaluran BSM. “Anak saya sekolah di SDN II Sungairujing, diajak gurunya pergi ke bank untuk pencairan BSM. Setelah uang dicairkan, lalu diambil lagi oleh pihak sekolah dengan alasan akan dikelola oleh
sekolah,” katanya.
Dikatakan, seharusnya pihak sekolah transparan dalam penggunaan BSM kepada orang tua siswa. Sehingga tak terkesan main kucing-kucingan. Padahal, dana BSM itu rencananya
akan dibelikan untuk kebutuhan sekolah anaknya.
Nurul Laila, Kepala Sekolah SDN II Sungairujing mengatakan, BSM sesuai kesepakatan seluruh sekolah di Sangkapura dikelola pihak sekolah. Dan bukan diserahkan kepada orang
tua siswa. “Jika diserahkan kepada orang tua siswa, khawatirnya dana bantuan digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, bukan untuk keperluan sekolah,”tegasnya.
Nurul Laila menegaskan, jika memang ada orang tua yang protes, dia memberi kesempatan untuk mengambil BSM ke sekolah. “Silakan saja uangnya diambil saja,”tuturnya de-
ngan nada kesal.
Adi Suwoyo, Kepala UPT Pendidikan Sangkapura membantah, bila ada kesepakatan seluruh sekolah untuk mengelola uang bantuan siswa miskin. Memang menurutnya bantuan BSM
sesuai aturan dikelola sekolah, bukan diserahkan kepada orang tua siswa.
Adi Suwoyo menegaskan agar penggunaan dana BSM dirapatkan bersama orang tua siswa.
(bst)