Media Bawean, 2 September 2015
Penambangan pasir liar yang dilakukan di bibir pantai Pulau Bawean, Gresik benar-benar merusak objek wisata yang ada. Buktinya, Pantai Mayangkara di Desa Kepuhteluk, Kecamatan Tambak kini kondisinya memprihatinkan. Bahkan, saat ini pantai tersebut sudah jarang dikunjungi wisatawan lantaran kondisinya sudah tak seindah dulu.
Sebelumnya, pemuda sekitar 6 tahun lalu pernah melakukan aksi untuk menutup penambangan pasir liar di wilayah tersebut.
Kepala Desa Kepuhteluk mengatakan, sebenarnya sudah ada larangan penambangan pasir di Pantai Mayangkara. Alasannya, Pantai Mayangkara termasuk tujuan wisata yang rusak akibat penambangan pasir secara liar. “Lihat saja, sekarang pantainya menjadi rusak,” terangnya, kemarin.
Menurut dia, butuh waktu puluhan tahun untuk mempercantik kembali, akibat penambangan
pasir secara liar. “Banyak pohon di pinggir pantai yang roboh, termasuk lapangan sepak bola terancam hilang,” katanya.
Ia berharap, pejabat terkait di Pemkab Gresik membuat aturan untuk penambangan pasir di Pulau Bawean. “Jika diteruskan, nantinya seluruh keindahan pantai akan hilang karena penambangan pasir secara liar,” ujarnya.
Seperti Pantai Mayangkara termasuk korban penambangan pasir secara liar di Pulau Bawean, padahal dulu sering kali dikunjungi wisatawan. “Sekarang sudah jarang, karena
pemandangan pantai sudah rusak akibat abrasi,”keluhnya.(bst)