Menjelang pelaksanaan pemilihan bupati (pilbup)
2015, Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat waspada dengan
peredaraan uang palsu (upal).
Mengantisipasi hal ini, rencananya BI bakal meningkatkan sosialisasi upal di Pulau Bawean.
Dwi Hadiansyah, petugas Bank
Indonesia mengatakan pihaknya
telah merencanakan sosialisasi
upal kepada masyarakat Pulau
Bawean. Di antaranya memberikan pemahaman tentang ciri-ciri
uang palsu. “Apalagi Kabupaten
Gresik menjelang pemilihan kepala daerah, maka perlu juga diwaspadai adanya peredaran uang
palsu,” paparnya.
Menurut dia, potensi penggunaan upal pada pilbup seperti
saat ini cukup tinggi. Sebab,
setiap penyelenggaraan pemilu
peredaran uang dipastikan meningkat pesat. “Jelang pemilihankepala daerah juga perlu diwaspadai adanya peredaran uang
palsu, sehingga masyarakat butuh pemahaman untuk membedakan antara uang asli dengan
uang palsu” ungkapnya.
Sementara itu, kegiatan penukaran uang rusak yang digelar
BI di Bawean mendapat tanggapan antusias dari warga. Terbukti, dari uang Rp 50 juta yang
dibawa BI habis hanya dalam
waktu lima jam. “Memang banyak
uang yang rusak di Pulau Bawean,
jadi kami menggelar kegiatan
penukaran seperti ini,” kata dia.
Ditambahkan, sulitnya transportasi menuju Bawean membuat BI
tidak bisa membawa uang dalam
jumlah yang besar. Sehingga,
untuk penukaran uang rusak seperti ini bakal terus dilakukan.
“Nanti kami datang lagi, soalnya
uang yang saya bawa tidak cukup
banyak,” pungkasnya. (bst)