Nasib 27
guru peserta Uji Kompetensi
Guru (UKG) di Bawean terancam tidak lulus gara-gara
PLN. Penyebabnya, mereka
tidak bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan melalui sistem online akibat listrik padam. Spontan peserta
berdiam diri di dalam ruangan
menunggu listrik kembali
menyala.
Mardiono, Petugas TIK UKG
Bawean mengatakan, gangguan pelaksanaan UKG disebabkan listrik PLN padam.
“Untuk pelaksanaan menunggu sampai listrik menyala
kembali,” katanya.
Bila waktu pemadaman lebih
satu jam, maka ujian dimundurkan sesuai jadwal untuk gelombang kedua menggunakan
waktunya gelombang ketiga.
Afandy, penanggungjawab
UKG di Pulau Bawean membenarkan pemadaman listrik oleh
PT PLN sangat mengganggu
pelaksaan UKG. “Padahal sebelum pelaksanaan sudah disampaikan kepada PT PLN
terkait adanya ujian agar tidak
ada pemadaman,” paparnya.
Terusterang sebagai pelaksana merasa bingung sehubungan pelaksanaan ujian
sistem online tidak bisa dibackup melalui genset di sekolah. “Terpaksa menunggu
sampai listrik kembali menyala,”ujarnya.
Djoni Aswinarno, kepala Rayon PT PLN Bawean menyatakan pemadaman listrik disebabkan gangguan mesin. “Mohon maaf kepada peserta UKG
sehingga terganggu melaksanakan soal ujian,”tuturnya.
Dikatakan, pemadaman cuma sebentar saja. “Saat ini sudah menyala kembali untuk
jalur SMAN 1 Sangkapura,”
pungkasnya.
Sebagai catatan pelaksaan
UKG berlangsung mulai tanggal 9 November sampai 19
November 2015. Ujian diikuti
895 guru di bawah naungan
Dinas Pendidikan. Hari pertama ada 7 peserta tidak hadir
dengan alasan sakit dan ada
keperluan, termasuk ada 3
tanpa pemeritahuan. (bst)