Masyarakat mulai dilatih dan dimotivasi untuk memanfaatkan lahan
pekarang ditanami polowijo. Langkah
ini untuk mengurangi ketergantungan
sayur mayur yang selama ini dipasok
dari Pulau Jawa.
Dinas Pertanian Perkebunan
dan Kehutanan Kabupaten Gresik
menggelar berbahagia pelatihan di
Pulau Bawean. Diantaranya
pelatihan budidaya cabai ,
meningkatkan produksi,
produktifitas dan mutu sayuran didesa Gelam, Minggu ( 24/4).
Eko Anindito P. Kepala Bidang
Tanaman Pangan dan
Hortikultura mengatakan kegiatan di Pulau Bawean ini dijadwalkan berlangsung selama 3 hari.
Tujuan dari pelatihan ini,
mendorong warga untuk bercocok
tanam sayur mayur. Ini karena
kebiasaan orang Bawean selama
ini ketergantungan sayur mayur
dari Pulau Jawa. “Padahal melihat
perkarangan milik warga masih
banyak yang kosong, termasuk
lahan kosong juga masih
luas,”katanya.
Sebagai pendukung, warga juga
dilatih membuat pupuk organik.
Ini lantaran bahan-bahan pupuk
organik tersedia. Pada bagian lain
dilengkapi dengan sosialisasi
antisipasi hama, dilanjutkan
pemburuan tikus di sawah desa
Sungaiteluk. “Tidak mendapatkan
satupun tikus, artinya aman dari
hama,”tuturnya.
Selain pelatihan kepada petani,
juga digelar sosialisasi kepada
pemilik kios pupuk bersama distributor untuk pupuk bersubsidi.
Adapun penyaluran pupuk di
Pulau Bawean menurut Eko,
tidak ada permasalahan. “Pupuk
bersubsidi mencukupi untuk
petani, tidak terjadi kelangkaan,”pungkasnya. (bst)