Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kritik Budaya Amaen di Bawean

Kritik Budaya Amaen di Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 03 Mei 2016



Sejumlah kalangan menyoroti budaya amaen. Budaya ini berupa remaja pria mendatangi rumah perempuan pada malam hari. Sebagian tokoh di Bawean menilai budaya ini menjuru ke hal negatif dan seharusnya dihilangkan.

Adalah Kepala Desa Balik Terus, Abdul Aziz yang meminta budaya amaen dihapus. Di wilayah Desa Balik Terus, dia terang- terangan akan merazia pria dan perempuan yang berani amaen pada malam hari.

“Cara halus sudah tidak mampu, satu-satunya melalui kekerasan sebagai solusi terbaik agar mereka tidak berani amaen dengan mendatangi rumah si cewek,” katanya.

Dia melakukan sejumlah upaya untuk menindak mereka yang melanggar norma kesusilaaan. Pertama ditegur secara halus, kemudian jika melanggar lagi akan diperingatkan secara keras. “Kalau masih mokong ya dipukul disuruh pulang,” tegasnya.

Abdul Azis mengaku terpaksa memukul karena kepala dusun dan linmas sudah tidak mampu menanganinya. Sebab mereka melawan dan sebagian menanyakan undang- undangnya larangan amaen.

Menurut Aziz, si cowok yang amaen ke rumah cewek, bukan sekedar amaen saja, tapi mereka merusak. Mereka mengunakan kesempatan mencuri barang-barang seperti handphone, termasuk ayam milik masyarakat.

“Seringkali beroperasi tengah malam dari kampung ke kampung di desa Balik Terus, hanya memantau situasi dan kondisi agar budaya amaen segera hilang,”paparnya.

Jika si cowok tidak diketahui, hanya sepeda motor yang diketahui tempat parkirnya, maka ban dikempesi dan alat penghubung ke busi akan disita. Jika tidak terima dan ingin mengambil diminta datang ke rumah.

“Alhamdulillah sudah berkurang, dan semakin sempit ruang gerak mereka untuk amaen, termasuk hamil diluar nikah sudah tidak ada,”tuturnya.

Di desa sudah dibuat kesepakatan bersama bahwa jam berkunjung orang luar dibatasi sampai jam 20.00 atau jam 8 malam, terkecuali kunjungan darurat dipersilahkan.

Persoalannya menurut Kades, pada awal menghapus budaya negatif di wilayahnya bertentangan dengan masyarakat yang ingin mempertahankannya.(bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean