Judul Buku : Inovasi Banyuwangi, Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima
Penulis : Abdullah Azwar Anas
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2020
Tebal : ix + 406 Halaman
Melalui tinjauan buku kali ini, Penulis ingin mengajak Pembaca setia Media Bawean menengok sejenak seperti apa inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selama dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas (2010-2020).
Selama kurun waktu 2010-2018 Banyuwangi dinilai banyak pihak mampu mengukir lompatan kinerja yang mengesankan. Biro Pusat Statistik (BPS) merilis pendapatan per kapita naik dua kali lipat lebih (dari 20,9 juta rupiah menjadi 48,8 juta rupiah). Kunjungan wisatawan mancanegara naiksekitar sepuluh kali lipat (dari 12,5 ribu wisatawan menjadi 127 ribu wisatawan). Sementara tingkat kemiskinan mampu ditekan menjadi satu digit (dari 11,2% menjadi 7,8%).
Berbagai prestasi itu tak mungkin terwujud jika Banyuwangi tidak berinovasi secara terus-menerus, mengeksplorasi ide-ide baru untuk mencari solusi berbagai masalah yang bertubi-tubi dihadapi.
Banyuwangi mempunyai prinsip bahwa untuk menghasilkan kinerja yang luar biasa, tidak bisa menggunakan cara-cara yang biasa. Cara-caranya harus luar biasa dan keluar dari kelaziman.
Itu sebabnya inovasi merupakan “denyut jantung” kesuksesan Banyuwangi. Tanpa inovasi, Banyuwangi tak mungkin bisa melakukan lompatan kesuksesan selama 10 tahun terakhir.
Di bidang ekonomi, Banyuwangi mengembangkan program: PembatasanPasar Modern dan Hotel Bintang 3 ke bawah, Bandara Banyuwangi sebagai pintu gerbang pariwisata, Penataan Pasar Tradisional, hingga pembuatan marketplace Banyuwangi-mall.com dan Rumah Kreatif untuk mendorong usaha kecil-menengah.
Di bidang kesehatan, Banyuwangi mengembangkan program: Mall OrangSehat (MOS), Antar Obat Warga Miskin, Laskar Bumul Risti (Ibu Hamil Resiko Tinggi), Satu Mahasiswa Sati Ibu Hamil, hingga Sedekah Oksigen.
Di bidang pendidikan dan kebudayaan, Banyuwangi mengembangkan program: Banyuwangi Cerdas, Garda Ampuh (Gerakan Daerah AngkatAnak Muda Putus Sekolah), Banyuwwangi Mengajar, Sekolah Inklusi & Difabel, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Gandrung Sewu, hingga Banyuwangi Culture Everyday.
Di bidang tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik, Banyuwangi mengembangkan program: Smart Kampung, E-Village Bugdgeting (EVB), dan E-Monitoring System, Satgas Jalan Berlubang, Mal Pelayanan Publik hingga Pasar Pelayanan Publik.
Berbagai upaya inovasi ini berbuah manis, Pada 2018, Banyuwangi terpilih sebagai “Kabupaten Terinovatif” dalam ajang penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri. Kala itu Banyuwangi menghasilkan 341 inovasi pelayanan publik, pariwisata, sosial, hingga lingkungan. Setahun kemudian, di 2019 Banyuwangi kembali diganjar penghargaan yang sama.
Kali ini Banyuwangi mengajukan 194 inovasi daerah yang berhasil menempati peringkat pertama dari seluruh kabupaten berdasarkan tiga kriteria, yaitu aspek kuantitas, aspek kualitas, dan aspek manfaat.
Buku ini merangkum beragam terobosan inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Dari ratusan inovasi yang dihasilkan, di buku ini ditampilkan 50 inovasi terbaik. Daripada harus studi banding ke Banyuwangi dalam Covid-19 seperti saat ini, ada baiknya Anda membaca buku ini terlebih dahulu.
*) Mantan Ketua IMPSB (Ikatan Mahasiswa Pelajar dan Santri Bawean) Malang, Periode 1999-2000. Kini bekerja sebagai ASN di Bappeda Kabupaten Gresik.