Media Bawean, 19 Desember 2009

Saya sedikit ingin shering nich... tentang perjalananku sehingga bisa seperti sekarang ini,,, memang tidak begitu sukses, cuma kebanggaan saja buatku sendiri...
Saya anak bungsu dari empat bersaudara, alumni Ponpes Hasan Jufri Lebak Sangkapura Pulau Bawean Gresik, Tahun 2008.
Perjalananku dibangku sekolah di Madrasah Aliyah mungkin kurang menarik, karena saya bukan termasuk siswa yang selalu berprestasi. Prestasiku hanya rengking lima sampai sepuluh besar di jurusan IPA.
Hari demi hari, minggu ke minggu, Alhamdulillah akhirnya saya bisa lulus ujian nasional. Saat lulus kuberpikir, mau kemana saya akan melangkahkan kaki untuk masa depan. Sementara teman- teman sudah daftar kuliah di Pulau Bawean dan melanjutkan kuliah ke Pulau Jawa.
Sedangkan diriku hanya termenung, akankah hanya bisa berdiam diri tanpa melanjutkan seperti teman-teamanku yang lain? Saya sangat iri melihat dan mendengar teman-teman sudah melanjutkan ke perguruan tinggi, ingin rasanya ikut bersama mereka, tapi keadaan ekonomi keluargaku kurang memungkinkan.
Kemudian setelah perpisahan imtihan, saya langsung pulang ke rumah, dan mengungkapkan niat hati untuk melanjutkan belajar kejenjang yang lebih tinggi. Setelah sampai di rumah dan melihat sosok ibu di depan mata, tak tega rasanya untuk mengungkapkan niatku untuk kuliah. Karena kutahu sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah atas sudah dibiayai oleh orang tuaku tercinta.
Kuberpikir bagaimana caranya supaya bisa kuliah dengan biaya sendiri tanpa membebani orang tua. Besok harinya langsung mencari lowongan kerja mengajar dimana saja, tapi Allah SWT. mungkin belum mengizikannya. Seminggu saya mencari kerja di Bawean untuk biaya kuliah, tapi belum mendapatkan pekerjaan.
Sampai akhirnya, memutuskan untuk pergi ke kota Batam yang kebetulan ada saudaraku disana. Dengan niat bulat dan tekat yang kuat, saya memberanikan diri meminta izin kepada orang tua untuk merantau ke kota Batam, dengan tujuan kuliah sambil kerja. Awalnya orang tuaku tidak mengizinkan, dikarenakan takut akan pergaulan bebas. Dengan segala macam cara untuk meyakinkan, alhamdulillah akhirnya orang tuaku mengizinkannya.
Seminggu kemudian kuberangkat ke kota Batam sendirian, tanpa didampingi siapapun. Di kota Batam, saya tinggal bersama saudara, selama satu bulan setengah menganggur. Alhamdulillah saya diterima bekerja disalah satu Pondok Pesantren di Batam, walaupun gajinya kecil yang penting punya kerja untuk bisa kuliah. Selama empat bulan bekerja, tapi belum bisa kuliah, saya mencoba mendaftarkan diri di Universitas, tapi belum diterimanya.
Dianjurkan menunggu sampai tahun depan, karena persyaratan masuk kuliah harus mengabdi selama satu tahun. Dengan setianya kumenunggu selama satu tahun, untuk kuliah di Universitas tersebut, akhirnya bulan agustus 2009 saya diterima menjadi mahasiswa disalah satu universitas di kota Batam.
Alhamdulillah sekarang sudah melewati ujian semester satu, mudah-mudahan semuanya berjalan lancar... Amin...(fafat608@yahoo.com)
Posting Komentar