Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Bawean Musim Mangga
Tak Bisa Keluar, Dijual Rp 1.000/kg

Bawean Musim Mangga
Tak Bisa Keluar, Dijual Rp 1.000/kg

Posted by Media Bawean on Kamis, 17 November 2011

Media Bawean, 17 November 2011


Musim mangga di Pulau Bawean terlambat panen. Musim panen mangga biasanya terjadi Agustus hingga Oktober. Namun, gara-gara anomali cuaca, musim mangga molor hingga November. Sayang, hasil produksi yang melimpah itu tidak bisa dijual ke luar Bawean, disebabkan transportasi. Akibatnya, di pasar local, buah mangga Bawean hanya dijual Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilo.

ARIS WAHYUDIANTO
Wartawan Radar Gresik

UNTUK ukuran rasa, mangga di Bawean tidak kalah lezatnya dengan mangga asal Kecamatan Manyar, Menganti, dan Ujung Pangkah. Dari varietasnya, mangga gadung Bawean juga termasuk unggulan. Ukurannya cukup besar, buahnya keras, rasanya manis.

Sejak awal November, ribuan pohon mangga yang tersebar di Kecamatan Tambak dan Sangkapura, memasuki masa panen. Tidak hanya jenis gadung saja yang panen, semua jenis mangga seperti golek, madu, bapang, serta manalagi juga panen secara bersamaan.

Namun, panennya ribuan pohon mangga itu, dari sisi ekonomis tidak bisa dirasakan secara optimal oleh pemiliknya. Sebab, mangga-mangga itu hanya dijual di pasar lokal Bawean. Harapan untuk menjual ke luar Bawean sering terkendali oleh sulitnya sarana transportasi laut yang menghubungkan Bawean dengan Pulau Jawa.

“Saya punya sekitar 30 pohon mangga, tiap pohon mampu menghasilkan 100kg mangga. Di pohon, mangga sudah dibeli oleh pembeli lokal seharga Rp 1.200 per kilo. Murah memang, namun bagaimana lagi. Maunya dijual ke Gresik daratan, namun sering tidak terangkut karena kapal barang jarang berlayar,” kata Hamid, warga Kecamatan Tambak.

Karena produksi terlalu menumpuk, mangga Bawean hanya beredar di sekitar Kecamatan Tambak dan Sangkapura. Sejumlah pasar di Bawean sejak sepekan terakhir menjual mangga cukup banyak. Saking banyaknya pasokan, para penjual harus membanting harga agar jualannya bisa laku.

“Untuk jenis madu manis, saya jual Rp 1.000 per kilogram, sementara untuk mangga gadung saya menawarkan Rp 2.200 per kilogram. Coba kalau tidak musim mangga atau mangga saya kulak dari Jawa, harganya pastinya mahal, antara Rp 3.000 hingga Rp 6.000 per kilogram,” kata Nikmah (46), pedagang buah di Pasar Sangkapura.

Karena harganya yang murah, para pembeli akhirnya memborong mangga tersebut. Mereka membeli rata-rata di atas 1kg untuk dikonsumsi di rumah usai makan. Seperti yang dilakukan Hani, warga Desa Pekalongan Kecamatan Tambak yang memborong 5kg mangga manalagi. “Lumayan, satu tas plastik isi 5kg hanya bayar Rp 10 ribu. Biasanya, Rp 10 ribu hanya dapat 2kg,”terangnya.

Para pemilik kebun berharap, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik memfasilitasi pemasaran mangga ke luar Bawean. Selain bisa mempromosikan produk buah lokal, langkah itu diharapkan bisa mendongkrak harga mangga Bawean.

“Kami siap untuk melakukan seleksi buah agar sesuai ukuran dan volumenya dan siap dipasarkan di luar Bawean. Cuma, ya itu tadi, Dinas Pertanian memberikan kami fasilitas untuk pemasarannya,” jelas Ainur Rokhim, pemilik kebun di Kecamatan Sangkapura. (rie/kin)

Sumber : Radar Surabaya

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean