Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Ikhlas Antara Zaman
Dahulu Dengan Sekarang

Ikhlas Antara Zaman
Dahulu Dengan Sekarang

Posted by Media Bawean on Jumat, 11 Mei 2012

Media Bawean, 11 mei 2012

Oleh : Sumiyati
(Penulis Mingguan Media Bawean)  

Kita pasti sudah sering mendengar kata ikhlas. Ya, ikhlas seringkali diucapkan orang, tidak terkecuali diri kita. Sebab, sifat ikhlas itu akan sangat penting dan harus ada saat kita akan melakukan segala sesuatu karena dalam ajaran Islam, ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya suatu amal saleh yang sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama,.....”. (Q.S. Al-Bayyinah, [98] : 5.

Ikhlas pada dasarnya adalah bersih hati, rela hati, atau tulus hati untuk memberikan atau menyerahkan atau merelakan sesuatu yang dimiliki, entah itu berupa tenaga, pikiran, uang atau dalam bentuk materi lainnya. Sesuai dengan yang di kehendaki pemberi dan disesuaikan pula dengan kondisi yang terjadi pada saat itu.

Ikhlas dianjurkan oleh Allah SWT. kepada kita semua saat melakukan segala sesuatu, apalagi di dalam beramal saleh. Begitu pula Nabi Muhammad saw. yang menyuruh umatnya untuk melandasi segala sesuatu pekerjaan atau kegiatan dengan tulus ikhlas.

Untuk lebih mudahnya kita membayangkan sifat ikhlas itu bagaimana bentuknya dan bagaimana cara melakukannya, kita bisa bayangkan hal berikut ini. Misalnya, dalam hal pahlawan yang berjuang di medan pertempuran pada saat dulu. Kita pasti sudah membaca buku-buku yang menerangkan bagaimana perjuangan pahlawan kita ketika melawan penjajah di negeri ini.

Kita biasa bayangkan, apabila para pahlawan ketika melawan para penjajah, tidak memiliki rasa ikhlas didalam dirinya, mereka pasti tidak semangat di dalam melawan penjajah. Bahkan, Mereka menjadi kalah dan kemerdekaan Indonesia tidak akan terwujud sampai sekarang.

Kalau itu terjadi, kita sekarang tidak bisa menikmatai dunia dengan nyaman, karena sewaktu-waktu kita bisa saja diserang oleh penjajah. Tapi, itu semua tidak terjadi pada saat ini karena peran besar pahlawan zaman dulu yang melandasi perjuangannya dengan ikhlas.

Tak heran apabila kemudian, kemenangan diraih para pahlawan meski dengan senjata yang sangat terbatas. Itu sudah membuktikan betapa dahsyatnya rasa ikhlas apabila sudah ada di dalam diri seseorang.

Semangat yang di landasi rasa ikhlas itu akan dapat mengalahkan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan diri, yang kesemuanya berujung pada keegoisan diri (keinginan untuk mewujudkan kepentingan dirinya sendiri). Sehingga, dengan adanya semangat yang dilandasi rasa ikhlas itu, semua orang bisa menikmati jasa besar atau perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan, tidak terkecuali diri kita. Itu merupakan manfaat besar dari sifat ikhlas. Mungkin, kalau kita sering diajak kedua orang tua kita melihat berita di televisi, kita bisa memandingkan sifat para pahlawan dengan sifat para pemimpin kita saat ini. Coba kita bayangkan, para pemimpin yang katanya merupakan pahlawan rakyat, justru semakin menyusahkan kehidupan rakyat.

Mereka mendasari segala perilakunya dengan tidak ikhlas. Mereka hanya mengharapkan imbalan ketika melakukan segala sesuatu. Sangat jauh dari pahlawan kita dulu, yang tidak pernah mengharapkan imbalan apapun dari segala sesuatu yang dilakukannya.

Akhirnya, kita bisa merasakan saat ini. Saat ini kita sekolah saja sudah harus membayar biaya yang tinggi. Bagi yang tidak mampu akhirnya tidak menyekolahkan anaknya dan akibat dari itu kemiskinan semakin meningkat. Banyak pemimpin kita yang melukukan korupsi, yang sama saja mencuri uang rakyat, tapi dengan cara yang halus. Dari hal ini kita sudah bisa membayangkan bagaimana bentuk dari ikhlas itu dan bagaimana pula dampaknya apabila sifat ikhlas itu tidak ada di dalam diri orang masing-masing.

Kalau masih belum paham juga wujud dari sifat ikhlas, mari simak contoh berikut yang lebih mudah lagi. Ketika kita memberikan sedekah kepada pengemis yang meminta-minta kepada diri kita, apa yang ada di dalam diri kita saat itu? Apabila kita tidak ikhlas memberi uang tersebut, pasti kita akan berat memberikan uang tersebut kepada pengemis itu, meskipun itu hanya bernilai sangat kecil bagi diri kita. Bahkan, kita akan terus memikirkan uang yang sudah kita berikan pada pengemis itu. Dalam setiap kesempatan, kita akan terbayang-bayang uang yang kita berikan. Hal itu justru akan menyusahkan diri kita sendiri.

Coba kalau kita ikhlas ketika memberi sedekah itu, kita pasti tenang dan tidak terbayang-bayang dengan uang yang sudah kita keluarkan itu. Makanya, latihlah diri untuk selalu memiliki sifat ikhlas ketika memberi apapun pada orang lain. Apabila kita mendasari segala sesuatu yang kita lakukan dengan ikhlas, setelah kita selesai melakukan perbuatan itu kita akan menjadi tenang. Dan tidak terus berfikiran serta terbayang-bayang dengan apa yang sudah kita berikan atau kita lakukan.

Kata ikhlas memang sudah biasa kita dengar, tapi pelaksanaannya secara nyata belum banyak terlihat. kita pasti sudah seringkali mendengar ungkapan “Dalam belajar atau menjalankan tugas, kita harus ikhlas”, dan “Perbuatan ikhlas adalah perbuatan yang terpuji’. Selain itu, seringkali pula kita dengar kalimat “Kita harus ikhlas melepas kepergiannnya untuk selamanya”.

Ungkapan dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa ikhlas adalah suatu bentuk perbuatan yang terpuji. Namun demikian, dalam prakteknya tidaklah semudah ketika kita mengucapkannya.

Maka, tidaklah heran apabila kini belum belum banyak orang yang bisa bersikap ikhlas, padahal dia sudah seringkali berkata “Akan melakukan segala sesuatu dengan ikhlas”. mungkin dia sudah bisa bersikap ikhlas, tetapi rasa ikhlas itu tidak sepenuhnya terwujud. Namun, hal itu lebih baik daripada rasa ikhlas tersebut tidak ada sama sekali dalam diri seseorang. Ibaratnya, rasa ikhlas itu bisa secara perlahan-lahan ditambah dan terus dipupuk dalam dirinya. Sehingga, ketika melakukan segala sesuatu, dia bisa bersikap ikhlas secara penuh dan tidak setengah-setengah.

Memang terkadang seseorang menjadi tidak ikhlas karena tidak rela memberikan barang atau sesuatu miliknya kepada orang lain, meskipun itu hanya sedikit. Atau kadang ketidakikhlasan itu terwiujud karena ada rasa tidak senang kepada orang lain dikarenakan dia pernah disakiti orang tersebut, sehingga ketika membantunya, ia melakukannya dengan terpaksa dan bisa pula karena ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain. Sebetulnya banyak penyebab kilta menjadi tidak ikhlas, tergantung diri orang masing-masing. , terutama sifat pribadi seseorang itu sendiri.

Pada dasarnya, ikhlas mengandung pengertian memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dari berbagai pandangan dan keyakinan yang buruk dari pribadi masing-masing. Ada juga yang berpendapat, kalau ikhlas itu adalah mereflesikan atau memikirkan setiap tujuan semata hanya kepada Allah swt., bukan karena pamer kepada orang lain atau ingin dipuji oleh orang lain dan teman-teman kita.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean