Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Minat Nyantri Kian Berkurang
Pilihannya Sekolah Formal

Minat Nyantri Kian Berkurang
Pilihannya Sekolah Formal

Posted by Media Bawean on Senin, 11 Juni 2012

Media Bawean, 11 Juni 2012 


Minat warga Pulau Bawean untuk memondokkan anaknya ke Pondok Pesantren di Pulau Jawa kian berkurang seiring kemajuan pendidikan, alasannya kurang diminati sehubungan pendidikan non formal tidak formal.

Mohammad Rais asal Kepuhteluk, Tambak, Pulau Bawean sebagai santri di Pondok Pesantren Sidogiri dihubungi Media Bawean (minggu, 10/6/2012) membenarkan minat anak Pulau Bawean untuk nyantri kian berkurang bila dibandingkan masa terdahulunya.

Santri yang mondok sudah 14 tahun di PP. Sidogiri menyatakan kurang minatnya mondok alasannya pendidikan non formal tidak mengeluarkan ijazah seperti sekolah formal.

"Minat anak didik untuk nyantri sangat menurun, di Pondok Pesantren Sidogiri jumlah santri putra asal Pulau Bawean sebanyak 70 orang dan santri putri sebanyak 9 orang,"katanya.

Anehnya menurut santri yang pernah bertugas di Bondowoso dan Sulawesi, membandingkan antara minat anak didik asal Pulau Bawean dengan Pulau Jawa, ternyata berbanding terbaik. "Jika minat anak didik asal Pulau Bawean untuk mondok kian menurun, ternyata minat anak didik di Pulau Jawa kian meningkat dratis dibuktikan jumlah santri bertambah banyak,"terangnya.

Achmad Fathoni asal Daun sebagai alumnus Pondok Pesantren Sidogiri menyatakan sangat prihatin kepada masyarakat Pulau Bawean saat ini hanya mengejar formalitas. "Pondok Pesantren Salaf sudah kurang diminati. Ijazah Instan banyak dikejar walaupun tidak sesuai dengan ijazah yang ia miliki,"paparnya.

"Kalau waktu dahulu bukan mengedepankan formalitas, tapi lebih mengedepankan kemampuan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Kalau sudah demikian bagaimana perkembangan pendidikan kita kedepan? Lebih khusus lagi pendidikan agama,"pungkasnya.

"Pendidikan formal semuanya serba instan, S1 instan dan S2 juga instan. Dalam segi pendidikan agama sangat jarang sekali dimasyarakat kita yang mendalami kitab kuning, sehingga ketika ada bahsul masail jarang sekali utusan Pondok Pesantren dari Pulau Bawean menjadi utusan,"ungkapnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean