Media Bawean, 4 Juli 2012
Guru dilingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik di Pulau Bawean sebagai peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk persyaratan sertifikasi merasa resah tingkat tinggi sehubungan putusnya jalur transportasi Gresik - Bawean, sejak hari senin (2/7/2012).
Fathan Al Irsyad sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) kecamatan Sangkapura dihubungi Media Bawean, (rabu, 4/7/2012) membenarkan sebanyak 80 guru di Pulau Bawean terancam tidak mengikuti PLPG sehubungan putusnya jalur transportasi Gresik - Bawean.
Menurutnya, sesuai undangan terbagi 3 waktu pelaksanaan, mulai tanggal 7 Juli 2012, 9 Juli 2012 dan 15 Juli 2012. "Bila tidak ada kapal sampai menjelang waktu pelaksanaan, solusinya akan mengajukan agar diikutkan dalam PLPG selanjutnya,"katanya.
"Sangat kasihan, disaat mereka mendapatkan panggilan untuk mengikuti PLPG sebagai persyaratan dalam sertifikasi ternyata ada kendala transportasi untuk berangkat ke Gresik,"ujarnya.
"Harapan masuk sertifkasi sudah ditunggu-tunggu sejak lama, haruskah mereka gagal karena tidak ada transportasi? Harapannya, semoga kapal yang ada cepat beroperasi atauapun ada kapal bantuan sehingga tidak membuat resah peserta PLPG dari Pulau Bawean,"harapannya.
Keresahan guru sebagai peserta PLPG dibuktikan banyak calon sertifikasi yang menghubungi Media Bawean menanyakan kapan ada kapal dari Bawean menuju Gresik.
Hasyim sebagai guru MINU Lebak menyatakan sangat resah sehubungan sampai sekarang belum ada kejelasan kapan adanya kapal ke Gresik. "Haruskah guru swasta yang honornya sangat minim menjadi korban putusnya jalur transportasi Gresik - Bawean,"ungkapnya dengan nada kesal. (bst)