Media Bawean, 11 Agustus 2012
Ratusan calon penumpang kapal tujuan Pulau Bawean masih tertahan di Gresik, sampai sekarang belum bisa berlayar akibat putusnya jalur transportasi laut, sejak hari rabu (8/8/2012).
Ditemui Drs. A. Muhajir sebagai anggota dewan (jum'at, 10/8/2012), calon penumpang menyampaikan keresahan dan kepanikannya sehubungan sudah beberapa hari menunggu kapal belum bisa pulang kampung.
Sadeli asal Kumalasa, Sangkapura mengatakan sudah beberapa hari menunggu kapal di Gresik, tapi sampai sekarang belum ada kepastian kapan adanya kapal tujuan Gresik - Bawean.
"Berlayar bertujuan kulakan barang dagangan berupa pakaian untuk persiapan menghadapi hari raya idul fitri, sehingga terancam tidak laku dijual bila terlambat sampai di Pulau Bawean,"katanya.
Menurut H. Ruslan, putusnya jalur transportasi laut termasuk melumpuhkan perekonomian Pulau Bawean, serta menambah biaya hidup selama berada di Gresik yang diperkirakan setiap hari mengeluarkan biaya sebesar Rp.70ribu untuk biaya penginapan dan makan.
Gus Siman menyatakan seluruh rencana matangnya terancam batal sehubungan putusnya jalur transportasi laut Gresik - Bawean.
Hal senada diungkapkan Kyai Zubaidi asal Sumberlanas, Tambak, sampai kapan warga Pulau Bawean akan tertahan di Gresik? "Adakah solusi agar penumpang segera diangkut menggunakan kapal besar atau bantuan?"paparnya dengan tanda tanya.
Sebagai anggota dewan, Muhajir menjawab sudah menemui Wakil Bupati (Mohammad Qosim) dirumah dinasnya, yang menurutnya akan segera diusahakan adanya kapal bantuan untuk mengangkut calon penumpang tujuan Pulau Bawean.
Mohammad Qosim menyatakan sudah mendapat laporan jumlah penumpang yang tertahan di Gresik diperkirakan mencapai 700 orang. "Dinas Perhubungan Gresik sudah dikoordinasi agar segera mencarikan solusi dengan mendatangkan kapal besar untuk mengangkut calon penumpang ke Pulau Bawean,"terangnya. (bst)