Media Bawean, 14 Januari 2013
Keluar Uang Rp 1,3 juta Untuk Bertahan Hidup Sepekan
Tidak hanya pengusaha kapal yang merugi akibat cuaca buruk. Ratusan calon penumpang tujuan Bawean juga terlunta-lunta karena KM Ekspress Bahari dilarang berlayar.
JANUAR SAGITA
Wartawan Radar Gresik
MEREKA harus mengeluarkan biaya ekstra untuk bertahan hidup di sejumlah penginapan sekitar Pelabuhan Gresik, menunggu kapal diberangkatkan. Suasana Jl Harun Tohir III Kelurahan Bedilan Kecamatan Gresik Minggu sore terlihat ramai. Tidak seperti
biasanya, suasana ramai di jalan kampung itu terjadi sejak lima hari terakhir. Itu terjadi karena di Jl Harun Tohir III terdapat 5 penginapan yang dipenuhi oleh warga
Bawean yang gagal berlayar ke kampung halamannya.
Gara-gara kapal penumpang KM Ekspress Bahari dilarang berlayar, mereka harus menginap di sekitar pelabuhan. Mereka tidak punya pilihan lain selain harus bertahan dan menginap. Resikonya, mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar kamar.
Kendati sewa kamar murah rata-rata Rp 40 ribu permalam, namun karena menginap lebih dari sehari jumlahnya membengkak.
Surayi (52) warga Desa Teluk Dalam Kecamatan Sangkapura mengaku, seminggu lebih dia hidup di penginapan di sekitar pelabuhan Gresik. Untuk bertahan hidup, Surayi mengaku dirinya terpaksa merogoh kocek lebih. “Saya sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 1,3 juta,” tuturnya. Uang tersebut dia gunakan untuk biaya penginapan, dan makan beserta 5 orang anggota keluarga lainnya. “Karena saya di sini bersama istri dan keempat orang anak saya,”urainya.
Tujuan sebenarnya dari Surayi datang ke Gresik untuk berobat. Pasalnya, Surayi sedang menderita penyakit komplikasi berupa kencing manis, dan darah tinggi. “Tapi saya berobatnya itu ke Tulung Agung sana,” jelas Surayi. Dia mengaku, kondisi seperti tentu saja membuat keuangannya semakin bertambah parah. “Karena saya ini kan cuma guru di Bawean, dan penghasilan saya juga pas-pasan,”paparnya.
Sementara Agung, warga Tanjung Ori, Kecamatan Tambak berharap Pemkab Gresik segera
mendatangkan kapal penumpang alternatif. Harapannya, dia bisa segera kembali ke rumahnya setelah tertahan di Gresik 6 hari lebih.
”Saya juga berterima kasih sudah dibantu Pemkab Gresik konsumsi selama hidup di penginapan. Tiap hari kami mendapatkan makan tiga kali bantuan pemerintah. Kalau bisa bantuan kapal yang kami harapkan bisa dilaksanakan secepatnya,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan oleh Zainal Amin (37) asal Kecamatan Tambak. Zainal mengatakan, biaya yang sudah keluarkan untuk bertahan di Gresik sudah mencapai Rp 800 ribu. “Karena saya disini sudah selama 5 hari sama 2 orang anak saya,”ucapnya.
Zainal mengaku sebelumnya dia pernah mendengar kabar, jika kapal akan diperbolehkan untuk berlayar ke Bawean pada hari ini (14/1). (*/ris)
Sumber : Radar Gresik